Jatim Sepekan: Waspada Gagal Ginjal Anak-2 Aremania Meninggal dalam Seminggu

Jatim Sepekan: Waspada Gagal Ginjal Anak-2 Aremania Meninggal dalam Seminggu

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 23 Okt 2022 08:05 WIB
gagal ginjal akut grafis, gagal ginjal akut, kementerian kesehatan ri, kemenkes ri, gangguan ginjal akur miserius
Ilustrasi (Foto: 20Detik)
Surabaya -

Berita-berita di Jawa Timur dalam sepekan banyak menyedot pembaca. Salah satunya yang terbaru yakni gagal ginjal akut sudah diidap anak-anak di Jawa Timur. Terbukti dengan temuan IDAI Pusat menyebut 24 anak di Jatim mengalami gagal ginjal misterius dan terbanyak di Surabaya.

Hingga apotek yang ada di Jatim tidak menjual sementara obat sirup untuk anak usia 0 hingga 5 tahun karena dikhawatirkan ada senyawa berbahaya dalam obat cair tersebut.

Selain itu kedatangan Ketua PSSI Mochammad Iriawan alias Iwan Bule ke Polda Jatim diperiksa sebagai saksi atas tragedi kasus Kanjuruhan yang menewaskan 134 orang. Bahkan kematian 2 aremania di ICU RSSA dalam sepekan juga menyita perhatian pembaca budiman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut empat poin berita sepekan di Jatim menyita perhatian pembaca:

1. 13 Anak di Jatim Meninggal Gagal Ginjal Misterius

Sebanyak 13 balita di Jawa Timur meninggal dunia akibat gagal ginjal misterius. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim menyebut para balita yang meninggal akibat gangguan gagal ginjal akut misterius terbanyak dari Kota Surabaya dan Malang.

Ketua IDAI Jatim dr Sjamsul Arief MARS SpA(K) merinci, dari 13 balita yang meninggal akibat gangguan gagal ginjal akut misterius, terbanyak dari Surabaya dengan 10 anak dan sisanya Malang.

ADVERTISEMENT

Para dokter diimbau tidak memberikan resep obat sirup untuk menyembuhkan anak yang sakit. Hal ini buntut temuan kasus gagal ginjal misterius. Dinkes Jawa Timur menyebut, pihaknya mengikuti imbauan Kemenkes yang menghentikan penggunaan obat sirup ini. Dinkes Jatim juga akan melalukan edukasi ke warga.

"Jadi, antisipasinya edukasi dan sudah diwakili pusat. Kita tidak mengulang-ulang dulu, supaya masyarakat fokus dan menghindari gap (jarak) informasi. Karena sudah clear dan lengkap (imbauan dari pusat)," kata Kadinkes Jatim Erwin Astha Triyono di Surabaya, Kamis (20/10/2022).

Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Timur sepakat tak menjual obat sirup untuk anak usia di bawah 18 tahun. Hal ini dilakukan sementara waktu mencegah penyakit gagal ginjal misterius.

"Kami sepakat tidak melayani dulu semua obat sirup untuk anak, tapi kalau dewasa kami masih melayani. Karena larangannya untuk anak-anak," kata Sekretaris Dewan Pengurus IAI Jawa Timur, Mahardian Rahmadi saat dihubungi.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan pihaknya gerak cepat merespons peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) atau gagal ginjal misterius yang terjadi pada anak usia 0-18 tahun (mayoritas anak balita) di Jatim.

Khofifah secara khusus mengimbau masyarakat, khususnya orang tua untuk tidak panik menyikapi munculnya kasus GGAPA. Namun, Khofifah meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan.

Khofifah berpesan, khususnya kepada orang tua yang memiliki anak di bawah 6 tahun agar waspada jika menemui gejala penurunan frekuensi urine atau tidak ada urine, dengan atau tanpa demam, dan gejala prodromal lain pada anak.

Baca berita selengkapnya di sini

2. Dua korban meninggal korban tragedi Kanjuruhan meninggal dalam seminggu

Dalam seminggu, dua aremania meninggal setelah dirawat di ICU RSSA Malang. Dokter mengungkap penyebab meninggal karena multiple trauma. Meninggalnya dua aremania tersebut menambah daftar panjang korban meninggal dengan total 134 orang.

Korban meninggal pada Selasa (18/10/2022). Korban ke 133 bernama Andi Setiawan (33). Andi meninggal dunia usai menjalani perawatan selama 16 hari di ruang ICU RSSA Malang. Dokter mengungkap penyebab meninggalnya Andi karena multiple trauma.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sekaligus Kepala Crisis Center Kanjuruhan dr Wiyanto Wijoyo menuturkan, ada 6 diagnosa yang menyebabkan Andi warga Kedungkandang, itu meninggal.

Pertama korban mengalami gagal napas tipe 2 on ventilator. Lalu, contusio pulmonum H-14 (memar pada paru). Selanjutnya, Moderate Ards PF Ratio 160, disusul kemudian Pneumonia (infeksi paru-paru), syok sepsis (infeksi luas) dan penurunan kesadaran GCS 3 x 1 DD Hipoxic Ensephalopaty dan DD Septic Ensephalopaty.

pemakaman andi setiawanPemakaman Andi Setiawan korban tragedi Kanjuruhan/ Foto: M Bagus Ibrahim

"Dalam bahasa umumnya korban ini mengalami infeksi pada paru-paru yang meluas," kata Wiyanto kepada wartawan di kantornya Jalan Panji, Kepanjen, Selasa (18/10/2022).

Sementara korban lainnya Reyvano Dwi Afriansyah (17), meninggal pukul 06.45 WIB, Jumat (21/10/2022). Korban bernama Reyvano Dwi Afriansyah (17) meninggal dirawat selama 18 hari di rumah sakit.

Kabid Pelayanan Medik RSSA, dr I Wayan Agung mengatakan, kondisi Reyvano kritis sejak awal masuk RS. Ia langsung dirawat di ICU dengan memakai ventilator. Wayan pun memaparkan sejumlah cedera yang dialami Reyvano.

"Ada luka di kepala, ada luka di tulang, tulang dada, kemudian cedera kepala," kata dr Wayan di RSSA Kota Malang, Jumat (21/10/2022).

Dari informasi yang dihimpun detikJatim, Reyvano menderita sejumlah penyakit. Mulai dari cedera otak berat, pembengkakan otak, patah tulang selangka, keracunan hingga gagal ginjal akut. Sebelumnya, ia sempat dirawat di RS Hasta Husada Kepanjen, lalu dirujuk dalam kondisi kritis ke RSSA.

Baca berita selengkapnya di sini

3. Iwan Bule Diperiksa di Polda Jatim Dikawal Bodyguard

Ketua PSSI Mochamad Irawan alias Iwan Bule akhirnya menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim terkait Tragedi Kanjuruhan. Iwan Bule (IB) Tak sendiri. Wakil Ketua PSSI Iwan Budianto juga turut diperiksa.

Iwan Bule datang ke Polda Jatim tak hanya didampingi pengurus PSSI dan pengacaranya. Namun juga dikawal sejumlah pria berbadan kekar. Sebagian ada yang mengenakan jaket kulit hitam, ada juga yang tampil lebih rapi dengan memakai batik.

Para pria tersebut menghalau awak media yang hendak mengambil gambar kedatangan Iwan Bule. Dengan merentangkan kedua tangannya, mereka meminta para jurnalis memberi jalan pada rombongan Iwan Bule.

"Kasih jalan, kasih jalan," ujar pria berbadan kekar yang mengawal Iwan Bule.

Iwan Bule diperiksa di Polda Jatim dengan dikawal pria berbadan kekarIwan Bule diperiksa di Polda Jatim dikawal pria berbadan kekar/ Foto: Deni Prasetyo/detikJatim

Di dalam gedung Ditreskrimsus Polda Jatim, Iwan Bule diperiksa selama 5 jam. Ia keluar pada pukul 18.00 WIB dengan didampingi Ahmad Riyadh sebagai juru bicara PSSI.

"Terima kasih, hari ini saya telah mengikuti, melaksanakan (penuhi) pemanggilan di Polda Jawa Timur. Menghadiri. Alhamdulillah selesai pemeriksaan," kata Iwan Bule.

"Mohon maaf kemarin panggilan pertama tidak bisa hadir, karena ada kegiatan di Kuala Lumpur, ada rapat di AFC dan FIFA. Nanti untuk materi (pemeriksaan), silakan ke juru bicara saya. Terima kasih ya, malam," kata Iwan Bule.

Meski dikejar sejumlah awak media dan ditanya berbagai pertanyaan terkait materi pemeriksaan hingga acara Fun Football dengan FIFA, Iwan Bule enggan menjawab. Ia lantas ngacir menghindari wartawan dan menuju mobilnya.

Baca berita selengkapnya di sini

Halaman 2 dari 3
(abq/fat)


Hide Ads