Gejala Gagal Ginjal Misterius dan Penanganannya

Kabar Kesehatan

Gejala Gagal Ginjal Misterius dan Penanganannya

Tim detikHealth - detikJatim
Sabtu, 15 Okt 2022 15:55 WIB
Doctor hands holding kidneys shape. Health care, medical insurance concept.
Ilustrasi ginjal/(Foto: Getty Images/iStockphoto/Marcela Ruth Romero)
Surabaya -

Kasus gagal ginjal misterius telah menyerang lebih dari 150 anak di Indonesia. Namun, penyebab penyakit ini masih belum diketahui hingga kini.

Bagi orang tua, perlu untuk mengetahui seluk beluk informasi soal penyakit ini. Agar, langkah pencegahan dan perlindungan pada buah hati bisa dilakukan secara maksimal.

Berikut sebaran laporan kasus, gejala, hingga penanganannya yang dilakukan terkait gangguan ginjal misterius:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sebaran Kasus Gagal Ginjal Misterius

Dikutip dari detikHealth, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengungkapkan, ada 14 provinsi yang sudah melaporkan kasus gagal ginjal akut misterius tersebut, di antaranya:

  1. Jakarta
  2. Jawa Barat
  3. Jawa Tengah
  4. Banten
  5. Bali
  6. Kalimantan Timur
  7. Kalimantan Selatan
  8. Sulawesi Selatan
  9. Aceh
  10. Sumatera Barat
  11. Jambi
  12. Kepri
  13. Papua Barat
  14. NTT

"Ada 14 provinsi yang sudah melapor (kasus gagal ginjal akut misterius)," tuturnya.

ADVERTISEMENT

dr Eka juga menjelaskan, pasien gagal ginjal akut misterius kebanyakan diidap anak berusia di bawah lima tahun (balita). Namun, ada juga yang mencapai usia delapan tahun.

2. Gejala Gangguan Ginjal Misterius

Selain itu, dr Eka juga menjabarkan sejumlah gejala pada anak dengan gangguan ginjal misterius. Menurutnya, gejala awal yang muncul dapat berupa infeksi seperti batuk-pilek.

Pada dasarnya, infeksi tersebut umumnya tak tergolong berat dan seharusnya tak berpotensi memicu gangguan ginjal akut. Namun, pada kasus-kasus ini, anak mengalami perburukan gejala berupa gangguan buang air kecil hanya dalam hitungan tiga hingga lima hari.

"Diawali dengan gejala infeksi seperti batuk-pilek, atau diare dan muntah. Infeksi tersebut tidak berat. Bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan AKI secara teoritis kami pelajari di kedokteran. Itulah yang membuat kami heran," terang dr Eka.

"Dia hanya beberapa hari timbul diare atau muntah, kemudian demam, kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine-nya. Jadi tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali buang air kecilnya. Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil, atau buang air kecilnya sangat sedikit," sambungnya.

Informasi penting lainnya, baca di halaman selanjutnya!

3. Penanganan Gangguan Ginjal Misterius

Lalu, bagaimana penangannya?

Penanganan yang dilakukan terhadap pasien gangguan ginjal akut misterius tergantung dari kondisinya. Menurut dr Eka, apabila pasien tersebut tidak memproduksi urine dan menjalani terapi obat, kemudian hasil terapi tersebut membuat produksi urinenya ada lagi, maka tak perlu menjalani terapi cuci darah.

"Untuk pasien seperti ini artinya kami hanya memberikan pengobatan konservatif tanpa terapi cuci darah," terangnya.

Namun, bagi pasien yang sudah menjalani terapi obat namun tetap tak ada urine, maka penanganan yang dilakukan berupa cuci darah hingga plasma exchange atau transfusi tukar.

"Tetapi untuk pasien yang sudah berikan obat kemudian tetap tidak ada urine, maka kami akan lakukan cuci darah, hemodialisis atau peritoneal dialisis (cuci darah dengan mesin) atau melalui selaput perutnya dari pasien itu sendiri. Atau metode lain yang advanced misalnya dialisis continues, dan kami juga melakukan plasma exchange atau tranfusi tukar," lanjutnya.

4. Gangguan Ginjal Di-cover BPJS Kesehatan?

Pihak BPJS Kesehatan menyebut, bakal mengcover pembiayaan pengobatan pasien. Dengan syarat, pasien anak anak tersebut betul-betul terindikasi secara medis, sebagaimana prosedur yang ditetapkan BPJS Kesehatan.

"Anak-anak terutama terkena ginjal, gagal ginjal, (harus) hemodialisa. Tentu sepanjang terindikasi medis, BPJS akan mengcover. Sepanjang sesuai dengan prosedur yang sudah kita buat," ungkap Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ghufron Mukti dalam media workshop BPJS Kesehatan 2022, Bali, Rabu (12/10/2022).

"Jadi BPJS siap untuk membayari dan menjamin untuk penyakit misterius termasuk gagal ginjal sepanjang indikasi medis, tidak mengarang-ngarang sendiri," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/sun)


Hide Ads