Kisah Aremania asal Probolinggo, Rusdi (17) yang menanti kembalinya 3 teman yang meninggal akibat Tragedi Kanjuruhan memantik haru masyarakat. Saat ini, Rusdi tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang.
Rusdi telah dijemput paman hingga kepala desanya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Namun, penjemputan ini gagal karena Rusdi akan menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Malang terlebih dahulu.
Sebelumnya, kisah warga Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo ini sempat membuat haru masyarakat. Rusdi tak mau pulang sejak laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10) karena kehilangan 3 temannya yang tiada saat Tragedi Kanjuruhan. Rusdi pun menetap di kawasan Kanjuruhan hampir 2 pekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Camat Krucil, Hari Pribadi mengatakan, pihak keluarga, pemerintah desa dan kepolisian sudah melakukan penjemputan terhadap Rusdi. Namun, sebelum sampai ke Stadion Kanjuruhan Malang, pihak keluarga mendapat kabar jika Rusdi telah dibawa ke RSJ Lawang oleh pihak manajemen Arema.
Keluarganya pun segera menuju RSJ, namun sayang, pihak RSJ belum memperbolehkan Rusdi pulang. Karena perlu perawatan dan pengecekan kondisi Rusdi sesuai dengan prosedur rumah sakit.
"Karena dirawat di RSJ Lawang, jadi pihak keluarga pulang dulu, nunggu kabar dari pihak Arema, katanya ada gangguan psikisnya," ujar Hari.
Hari menjelaskan, pihak RSJ berjanji akan segera memberi kabar terkait kondisi Rusdi, setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan. Sehingga, jika nanti dinyatakan sehat dan tak ada masalah, Rusdi baru diperkenankan untuk pulang.
"Nanti akan kembali dijemput usai perawatan medis di RSJ Lawang," jelas Hari.
Hal itu juga dibenarkan Sekretaris Desa Kertosuko, Syamsuddin. Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Syamsudin dengan singkat mengutarakan jika Rusdi masih berada di RSJ Lawang.
"Iya masih dirawat di Lawang mas, paman Rusdi dan pihak desa akan dikabari kalau sudah dinyatakan sehat," kata Syamsuddin.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, Ninis Wijayati mengatakan, nanti pihaknya akan melihat terlebih dulu kondisi Rusdi.
Jika nanti kondisi Rusdi kurang stabil dan masih ada trauma, maka pihaknya akan mengirimnya ke pusat terapi untuk dilakukan pengobatan.
"Nanti kami akan lakukan pendampingan, kita berkoordinasi dengan pihak RSJ Lawang, untuk kelanjutan akan kita pantau," tegas Ninis.
Rusdi disebut tak berani pulang karena sering membuat onar di desa. Baca di halaman selanjutnya!
Kisah ini bermula saat Rusdi memilih tak pulang dan bertahan di kawasan Stadion Kanjuruhan selama hampir dua pekan.Rupanya, Rusdi menanti 3 temannya yang meninggal saat Tragedi Kanjuruhan.
Ternyata di balik kisah Rusdi, terungkap fakta yang cukup mencengangkan. Rusdi disebut tak mau pulang bukan karena menunggu para sahabatnya, tetapi kepulangannya tak diinginkan oleh keluarga hingga warga desanya.
Awalnya, muncul kabar jika Rusdi merupakan seorang penipu hingga pencuri yang kerap membuat onar di desanya. Kabar itu viral di medsos. detikJatim pun mencari informasi soal Rusdi. Rupanya, remaja ini merupakan warga Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.
Menurut Camat Krucil, Hari Pribadi, Rusdi tidak pulang ke rumah karena takut kepada keluarga dan tetangga. Remaja ini disebut sering membuat onar di desanya.
Rusdi diketahui seorang yatim piatu. Selama ini, dia tinggal bersama pamannya. Hari ini rencananya, dia dijemput kepala desa bersama pamannya di Stadion Kanjuruhan.
"Dia takut mau pulang ke rumahnya pascatragedi Kanjuruhan, Rusdi tidak dihendaki oleh keluarga dan para tetangganya," ujar Hari.
Hari menduga, Rusdi memilih tetap di Stadion Kanjuruhan karena dia takut pada keluarga dan tetangga. Penyebabnya, remaja itu sering bikin kerusuhan atau keributan di desanya.
"Informasi dari warga desa kalau Rusdi itu nakal, sering mabuk-mabukan. Dia sering melakukan aksi pencurian juga di desanya. Jadi itulah penyebab dia takut untuk pulang," tambah Hari.
"Kemungkinan takut mau pulang, karena ada masalah di desanya," tegas Hari.
Kisah Rusdi ini sempat memantik haru. Rusdi memilih menetap di kawasan Stadion Kanjuruhan untuk menunggu tiga temannya kembali. Padahal, tiga temannya telah meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan. Dia pun kerap tidur dengan berpindah-pindah tempat.
Salah satu penjual kopi di Stadion Kanjuruhan, Bu Tin (59) menceritakan, selama di Kanjuruhan, Rusdi lebih banyak berkeliling dan tidur di sembarang tempat. Terkadang, Rusdi tidur di depan pintu utama stadion atau di sekitar patung kepala singa.
Bu Tin menambahkan, Rusdi pernah bercerita dengannya jika ia menonton laga Arema FC vs Persebaya bersama tiga temannya. Namun, ketiganya kini sudah meninggal dunia.
"Sama saya dia ini ngomong datang ke stadion sama tiga temannya. Nah, tiga orang temannya ini meninggal dunia semua. Satu orang cewek, dua orang laki-laki. Tinggal dia sendiri," kata Bu Tin.
Bu Tin mengaku, Rusdi memiliki kebiasaan datang ke tempatnya jika memerlukan ke kamar mandi. Dia sempat berbincang saat itu. Namun, Rusdi menyatakan tak mau pulang karena menunggu ketiga temannya telah meninggal.
"Kalau mau buang air besar ke sini. Saya tanya, nggak pulang? Jawabnya nggak mau pulang, masih merasa dia bersama teman-temannya dan menunggu temannya yang meninggal itu," ungkap Bu Tin.
Saat ditemui detikJatim di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang, pandangan mata Rusdi kosong. Ia hanya melamun saat diajak berbicara. Sudah hampir dua pekan berlalu, Rusdi masih setia menanti kedatangan 3 temannya yang sudah tiada.