Walkot Eri Instruksikan Dinkes Surabaya Tak Kecolongan Penyakit Legionellosis

Walkot Eri Instruksikan Dinkes Surabaya Tak Kecolongan Penyakit Legionellosis

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 29 Sep 2022 12:30 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya -

Dinkes Surabaya mengeluarkan surat edaran No. 443.33/31474/436.7.2/2022 menindaklanjuti SE Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes terhadap penyakit Legionellosis. Surat itu dikirim ke puskesmas dan RS se-Surabaya agar mengantisipasi penyakit tersebut.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun meminta warga untuk menjaga kekebalan tubuhnya. Selain mewaspadai penyakit dan virus lain, juga mengantisipasi bakteri Legionellosis. Meski hingga kini belum ada kasus Legionellosis di Kota Pahlawan.

Eri mengatakan pada intinya penyakit Legionellosis sama dengan penyakit dengan bakteri atau virus lain. Yakni menyerang kekebalan tubuh seseorang. Untuk itu warga diimbau untuk menjaga imunitas tubuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang sakit itu kan dari pribadinya menjaga kesehatan, minum vitamin, kekuatan tubuhnya. Itu sebenarnya yang saya harapkan. Jadi penyakit apa pun dari kekebalan tubuh kita. Nah itu harus dijaga kesehatannya, pola makannya. Sama seperti flu dan covid, mengantisipasi Legionellosis kita menjaga tubuh, ke kekuatan tubuh kita. Kalau kuat imunnya ya ndak. Menjaga dirinya sendiri," kata Eri kepada wartawan, Kamis (29/9/2022).

Pihaknya meminta Dinkes Surabaya mengantisipasi penyakit Legionellosis kepada warga agar tidak sampai kecolongan.

ADVERTISEMENT

"Kita sekarang dengan dinkes yang kita minta antisipasi, sosialisasi. Jadi Kota Surabaya sudah minta ke dinkes jangan sampai itu bisa banyak, kecolongan dan lainnya," ujarnya.

Dia mengimbau ke Dinkes Surabaya untuk menyebarluaskan penyebab hingga dampak luas penyakit Legionellosis nanti seperti apa ke manusia.

"Nanti akan dipaparkan ke saya. Dari paparan itu bisa dilihat, antisipasi apa yang bisa kita lakukan. Jadi saya ingin yang disampaikan Dinkes juga dilaporkan," pungkasnya.

Sementara karakteristik, tanda dan gejala Legionellosis bisa menyerang semua umur, terutama pada kelompok risiko tinggi seperti usia lanjut, memiliki penyakit penyerta, mendapat pengobatan imunosupresi dan faktor risiko lain.

Masa inkubasi penyakit ini antara 2-10 hari, rata-rata 5-6 hari. Penularan bakteri Legionellosis pada manusia dapat melalui aerosol di udara atau karena minum air yang mengandung bakteri Legionella, melalui aspirasi air yang terkontaminasi, melalui pemindahan (inokulasi) langsung melalui peralatan terapi pernafasan dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi.

Kemudian, bakteri Legionella dapat hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat. Lalu hotel, spa, pemandian air panas, air tampungan sistem, air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, adanya endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran atau benda asing.

Bakteri ini dapat hidup pada suhu antara 5,7-63 derajat celcius dan tumbuh subur pada suhu antara 30-45 derajat celcius dan mampu hidup pada pH 2,7-8,3 serta mati pada kondisi tubuh suhu di atas 60 derajat celcius.

Gejala yang muncul, seperti batuk berdahak, demam, myalgia (nyeri otot), diare, dispnea (sesak nafas), kehilangan nafsu makan, lemah lesu dan sakit kepala.

Untuk mendeteksi kasus penyakit Legionellosis di wilayah dapat melalui pelaksanaan surveilans pneumonia, influenza like illness (ILI) atau severe acute respiratory infection (SARI) dengan memanfaatkan aplikasi sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR).

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pemkot Surabaya Segel Gudang CV Sentoso Seal yang Viral Tahan Ijazah Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)


Hide Ads