Kadishub Jatim Nyono membeberkan saat Bus Trans Jatim diluncurkan pada 19 Agustus 2022 lalu okupansi sempat di atas 90% hingga akhir bulan Agustus. Hal itu karena bus masih gratis dan warga penasaran dengan Bus Trans Jatim.
Saat mulai berbayar, terhitung sejak 1 September 2022 hingga 11 September 2022, rata-rata harian 20 unit bus Trans Jatim yang beroperasi terisi hingga 84% dari kapasitas penumpang.
"Rata-rata sejak tanggal 1 September sampai kemarin 84 persen. Bahkan kalau weekend itu terisi 100 persen penumpang," kata Nyono di Surabaya, Senin (12/9/2022).
Sejak diterapkan berbayar, kata Nyono, sudah ada 38.779 orang yang menggunakan bus Trans Jatim dari total seluruh armada sebanyak 20 bus plus 2 bus cadangan. Setiap bus sendiri memiliki kapasitas 20 tempat duduk, dan kalau penumpang yang berdiri bisa sampai 10 orang.
"Animo warga adanya Bus Trans Jatim ini sangat tinggi. Apalagi ditunjang aplikasi Trans Jatim Ajaib, dari aplikasi itu warga bisa melihat rute, posisi halte, perjalanan busnya. Dan warga sangat terbantu," jelasnya.
Nyono menambahkan, Bus Trans Jatim hanya dipatok tarif Rp 5.000 sekali naik untuk penumpang umum, dan Rp 2.500 bagi pelajar-santri. Hal itu untuk menghindari resistensi dengan bus atau kendaraan lokal yang biasanya dipakai warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
"Kenapa tidak gratis, kalau gratis nanti bus-bus atau kendaraan shuttle lainnya bisa marah juga. Jadi prinsipnya di lapangan kami tidak menyikut transportasi lain, tapi justru merangkul," katanya.
Ia mencontohkan di Gresik, ada sejumlah kendaraan angkutan umum lokal seperti angkot yang sebisa mungkin dia upayakan tidak bersinggungan dengan rute Trans Jatim.
"Contoh saja di Gresik, ada kendaraan feeder lokal di sana, semisal angkot ya kita gak bersinggungan. Misal nih mau ke Sunan Giri, ya penumpang Bus Trans Jatim bisa turun di Universitas Muhammadiyah Gresik, lalu naik angkot lokal ke tujuan yakni Sunan Giri," tandasnya.
(dpe/iwd)