Sejumlah ramalan Prabu Jayabaya yang tertulis dalam bait-bait Jangka (ramalan) Jayabaya diyakini telah terbukti terjadi. Meski begitu ada juga yang belum terjadi. Salah satunya yang paling populer terkait sosok Satria Piningit.
Yanuar Arifin dalam bukunya Menunggu Satrio Piningit (2011) mengatakan bahwa Prabu Jayabaya telah meramalkan bangsa Indonesia akan memasuki zaman kalabendhu (carut-marut). Pada saat itulah, Satria Piningit akan datang dan membawa bangsa Indonesia keluar dari situasi kalabendhu itu.
"Jongko Jayabaya bait 140-173, Prabu Jayabaya memulai ramalannya dengan mengungkapkan situasi tanah Jawa sebelum kemunculan Satrio Piningit. Situasi yang digambarkan berupa keadaan tanah Jawa yang dirundung masa-masa kegelapan," tulis Yanuar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengenal Prabu Jayabaya Sang Raja Peramal |
Menurut Yanuar, sosok Satria Piningit yang digambarkan Jayabaya berwatak seperti Batara Kresna, berwatak Pandawa dan bersenjata trisula. Lebih lanjut Satria Piningit merupakan sosok pemimpin yang mampu memprediksi masa depan.
"Satria Piningit adalah seorang pemimpin yang bisa memprediksi masa depan. Dia yatim piatu tak punya bapak dan ibu. Dia hidup secara mandiri, tidak suka meminta-minta atau mengemis belas kasihan dari orang lain," tutur Yanuar.
"Dia memiliki watak arif, bijak, dan welas asih. Maka tak heran jika kedatangannya sangat dirindukan oleh rakyat. Dia adalah tumpuan seluruh rakyat di atas bunmi Nusantara untuk membawa negeri ini ke gerbang kejayaan," kata Yanuar.
Baca juga: Sederet Ramalan Jayabaya yang Dipercaya Telah Terjadi |
Berikut bait-bait ramalan Jayabaya yang menggambarkan sosok Satria Piningit yang dipaparkan Yanuar:
Selet-selet yen mbesuk ngancik tutuping tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah
apengawak manungsa
apasurya padha betara Kresna
awatak Baladewa
agegem trisula wedha
jinejer wolak-waliking jaman
wong nyileh mbalikake
wong utang mbayar
utang nyawa bayar nyawa
utang wirang nyaur wirang
sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa
ngalu-ngalu tumanja ana kidu wetan bener
lawase pitung bengi
parak esuk bener ilange
bethara surya njumedhul
bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa
le;antur-lantur
iku tandane putra Bethara Indra wus katon
tumengka ing arcapada ambebantu wong Jawa
Dununange ana sikil redi Lawu sisih wetan
wetane bengawan banyu....
(Selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun
akan ada dewa tampil berbadan manusia
berparas seperti Batara Kresna
Berwatak seperti Baladewa
bersenjata trisula weda
tanda datangnya perubahan zaman
orang pinjam mengembalikan
orang berutang membayar
utang nyawa dibayar nyawa
utang malu dibayar malu
sebelumnya ada pertanda bintang pari
panjang sekali tepat di arah selatan menuju timur
lamanya tujuh malam
menghilang menjelang pagi sekali
bersama munculnya Batara Surya
bersamaan dengan menghilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-larut
itulah pertanda bahwa putra Batara Indra sudah tampak
datang di bumi untuk membantu orang Jawa
asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah timur
sebelah timurnya bengawan......).
(abq/sun)