Pemprov Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim akan menambah dua koridor Bus Trans Jatim pada tahun 2025 ini. Dua koridor ini rencananya akan di-launching pertengahan tahun ini.
Kadishub Jatim Nyono mengatakan, Bus Trans Jatim Koridor 6 akan melayani jurusan Sidoarjo-Mojokerto. Rutenya melewati Porong-Kejapanan-Ngoro-Mojosari kemudian berakhir di Terminal Kertajaya Mojokerto (rute pulang pergi). Untuk koridor 6 ini masing-masing ada 40 halte dengan 14 bus dan satu cadangan.
"Insyaallah Bus Trans Jatim akan ada tambahan koridor 6 dan koridor 7. Untuk koridor 6 akan di-launching oleh Bu Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada bulan Mei," kata Nyono saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (24/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, kata Nyono, untuk Bus Trans Jatim Koridor 7 sedang disiapkan. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, koridor 7 ini akan melayani trayek Sidoarjo-Surabaya melalui jalur barat.
"Rutenya Bus Trans Jatim koridor 7 ini melewati Krembung, Krian, kemudian lewat Legundi Gresik, Driyorejo, dan berakhir di Karangpilang," jelas Nyono.
"Bus Trans Jatim koridor 7 ini tidak masuk jalur arteri atau Jalan Ahmad Yani Surabaya. Karena di jalur ini sudah ada mikrolet dan angkutan umum lama yang masih beroperasi, termasuk Suroboyo Bus dan Wira-Wiri," tambahnya.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD Jatim, Abdul Halim mengapresiasi rencana tambahan koridor Bus Trans Jatim. Sebab, keberadaan Bus Trans Jatim berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan transportasi publik yang aman, nyaman, dan tepat waktu.
"Ini bisa terlihat dari jumlah load factor masing-masing koridor. Bahkan untuk yang luxury bus yang tidak disubsidi saja, juga selalu penuh penumpangnya," ujar Halim.
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan sebenarnya ada banyak keuntungan yang dihasilkan oleh Bus Trans Jatim ini. Selain keselamatan nyawa, juga bisa mencegah global warming.
"Sebuah negara harus bisa mengurangi emisi untuk mencegah global warming, dengan menyediakan transportasi publik yang terintegrasi. Sehingga penggunaan kendaraan pribadi bisa berkurang," katanya.
Diketahui, subsidi sebesar Rp 170 miliar digelontorkan APBD Jawa Timur untuk membiayai subsidi semua koridor Bus Trans Jatim.
"Keberadaan Bus Trans Jatim saat ini mampu menyumbang PAD bagi Jawa Timur melalui taping maupun iklan yang ada di bus maupun halte. Meskipun, nominalnya belum mampu menopang operasional," katanya.
Halim mengatakan, pihaknya mendorong untuk direalisasikan 5 koridor lagi di luar Gerbang Kertasusila. Menurutnya, dari evaluasi 5 koridor yang sudah ada, banyak multiplier effect dari keberadaan Bus Trans Jatim ini. "Selain mengurangi kemacetan juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang dilalui Bus Trans Jatim," katanya.
Saat ditanya terkait efisiensi anggaran apakah juga berdampak pada rencana launching koridor 6 dan 7, Halim mengaku belum menghitungnya. "Akan tetapi jika tidak berdampak saya rasa tetap akan kita dorong untuk terus di-launching," katanya.
(faa/hil)