Ribuan driver online (Ojol) memenuhi jalanan Kota Surabaya. Mereka yang tergabung dalam Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa Timur ini menuntut kebijakan tarif yang dirasa memberatkan mitra segera diubah. Aksi ini sempat menimbulkan kemacetan hingga sejumlah pengendara mengeluh.
Pantauan detikJatim, ratusan ojol secara beriringan telah berkumpul di Frontage Road Ahmad Yani Surabaya sejak pagi, pukul 09.30 WIB. Mereka sempat memblokir ruas jalan tersebut. Massa juga memakai atribut ojol. Seperti mengenakan jaket ojol hingga membawa bendera. Mereka berkumpul dan menunggu kedatangan massa lainnya.
Tito Achmad, salah satu penanggung jawab aksi Frontal Jatim mengungkapkan, pihaknya juga menuntut ada penghapusan biaya layanan pemesanan tambahan yang diberlakukan aplikasi. Hal ini juga dirasa memberatkan customer hingga mitra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenyataannya, tarif bersih yang diterima oleh rekan-rekan ojek online (ojol) saat ini hanya Rp 6.400, bahkan ada aplikasi baru yang menerapkan tarif di bawah itu. Tentu saja, hal ini tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui PM 12 dan KP 564 yang akan diberlakukan per 29 Agustus mendatang. Sedangkan untuk taksi online, kami juga ingin ada kepastian tarif batas bawah yang diberlakukan dan harus dipatuhi oleh aplikator sesuai regulasi yang mengaturnya," ujarnya dalam pesan yang diterima detikJatim, Rabu (24/8/2022).
Selain itu, lanjut Tito, pihaknya berharap dilibatkan bersama Pemerintah Untuk merumuskan tarif dan aturan perjanjian kemitraan (semua aplikasi driver) di seluruh daerah Jawa Timur.
![]() |
"Termasuk kami mendesak pada DPRD Provinsi Jatim menginisiasi peraturan daerah (Perda) tentang ojek online untuk melindungi nasib puluhan ribu ojol di Jatim dari permainan nakal para aplikator yang tidak patuh pada regulasi yang ada saat ini," tegas Tito.
Dalam aksi ini, para driver ojol juga ramai-ramai melakukan sweeping pada ojol lain yang tak ikut demo. Dari pantauan detikJatim di lokasi, para driver ojol sempat melakukan sweeping pada rekan sejawatnya. Baik driver sepeda motor, maupun mobil.
Beruntung, tak ada aksi kekerasan fisik yang dilakukan. Para driver yang melakukan aksi memaksa driver yang tengah membawa penumpang untuk turun dan ikut aksi hingga ke Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Salah satu driver yang dihentikan, Subandi mengaku terkejut. Ia akhirnya mengikuti permintaan sejumlah rekannya untuk ikut aksi. "Lah saya kan nggak tahu kalau mau ada demo, pas lewat sini tahu-tahu dicegat (dihentikan), terus disuruh turun, yaudah nurut aja daripada gembuk (babak belur)," kata warga Krian, Sidoarjo.
Hal senada disampaikan Ferdian, driver ojol motor asal Surabaya. Ia mengaku memilih diam dan menuruti permintaan sejumlah rekannya untuk mengikuti aksi, meski harus menurunkan penumpangnya.
"Gini ini kita kan jadi nggak enak sama penumpang, bisa-bisa rating kita turun," ujarnya.
Keluh kesah warga terjebak macet imbas demo ojol, baca halaman selanjutnya!
Sementara itu, aksi ini menimbulkan arus lalu lintas di jalur tengah sedikit tersendat. Sebagian warga mengeluhkan massa yang menutup kawasan frontage. Warga Wage, Sidoarjo, ini mengaku dirinya langsung meminta izin perusahaannya untuk telat datang. Pasalnya dirinya terkebak macet dan mencari jalur alternatif.
"Enak-enak lewat frontage, kok dialihkan jalur tengah. Lha saya kerjanya di belakang kantor dishub, muter-muter lagi. Telat lak an," kesal Rozi (30).
Sedangkan Ade (31) warga Menanggal membenarkan kendaraannya dialihkan saat melintas di frontage. "Iya ini mau berangkat kerja, dialihkan ke jalur cepat. Saya ngga tahu kalau ada demo banyak gini. Semoga nututi sampai di tempat kerja," tegasnya.
Ratusan personel dari kepolisian disiagakan dalam pengamanan aksi driver ojol yang tergabung dalam Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa Timur. Kendati demikian, pengalihan arus lalu lintas masih belum dilakukan.
![]() |
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya Kompol Arif Fazlurrahman mengatakan, pihaknya masih belum melakukan rekayasa lalu lintas. Aksi ini diamankan petugas gabungan dari Polrestabes Surabaya dan Polda Jatim, ada 750 personel disiagakan.
"Masih belum ada rekayasa lalu lintas. Tapi kita langsung menempatkan personel di titik kegiatan. Rekayasa sudah disiapkan namun belum ada pengalihan arus," ungkap Arif Fazlurrahman kepada detikJatim, Rabu (24/8/2022).
Pendemo ini melakukan aksinya di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Jalan Ahmad Yani, lalu bergeser ke kantor Diskominfo Jawa Timur. Selanjutnya pendemo akan mendatangi kantor perwakilan 4 aplikator yakni Shopee di Jalan Ronggolawe, Gojek di Raya Ngagel, Grab di Plasa Boulevard Pemuda di depan WTC, dan In Driver di MNC Tower di TAIS Nasution.
Massa aksi juga bergerak ke Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV Jawa Timur di Jalan Basuki Rachmad, DPRD Jawa Timur di Jalan Indrapura, Polrestabes Surabaya di Jalan Sikatan dan berakhir di Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya.