Surabaya -
Dalam sepekan ini, ada sejumlah informasi menarik dari Jawa Timur. Peristiwa ini ramai dibaca masyarakat. Penasaran apa saja?
Informasi pertama yang menyita perhatian masyarakat yakni soal polemik Gus Samsudin dan Pesulap Merah. Hubungan keduanya masih panas hingga kini. Gus Samsudin juga enggan membuka pintu mediasi bagi Pesulap Merah.
Lalu, lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet yang tengah ramai dinyanyikan masyarakat, mendapat protes dari sejumlah pihak. Mereka tak terima nama ulama besar seperti Joko Tingkir diparodikan dalam lagu dangdut koplo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, penemuan mayat dalam selang juga sempat menggegerkan masyarakat di Jombang. Mayat ini diduga telah meninggal selama kurang lebih 7 hari. Identitas mayat pun mulai terkuak.
Berikut informasi lengkapnya!
Gus Samsudin Tolak Berdamai dengan Pesulap Merah
Gus Samsudin di Polda Jatim Foto: Deny Prastyo Utomo |
Gus Samsudin telah diperiksa terkait laporannya tentang Pesulap Merah. Selama 6 jam ia diperiksa dan harus menjawab 37 pertanyaan dari penyidik. Saat disinggung awak media soal polemiknya dengan Pesulap Merah, Gus Samsudin dengan tegas menolak berdamai.
"Luar biasa sekali. Buanyak hal tentang kerugian yang didapatkan setelah kejadian ini. Bagaimana asal muasal dan kenal atau tidak. Buanyak lah yang ditanyakan ke saya. Intinya saya menjawab apa adanya saja apa yang terjadi. Ketika beliau (Pesulap Merah) datang yang tidak mau masuk, malah saya diminta keluar. Setelah itu saya yang punya rumah keluar mengajak beliau untuk masuk, tapi beliau tidak mau masuk," kata Samsudin kepada wartawan, Jumat (12/8/2022).
Gus Samsudin melanjutkan pernyataannya tentang geger Pesulap Merah ketika datang ke Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Blitar. Ia ingin meyakinkan bahwa dirinya memberi kesempatan kepada Pesulap Merah untuk melakukan pembuktian ilmu supranaturalnya.
Pada saat di Polres Blitar, Gus Samsudin mengaku telah menemui Marcel, mengajaknya ke Padepokan, atau bertemu di luar padepokan. Tetapi hal itu ditolak. Hingga akhirnya dirinya mencoba menelepon Pesulap Merah secara langsung dan meminta bertemu di Jawa Tengah. Hal itu tetap ditolak.
"Dan saya minta nomornya juga enggak dikasih. Karena telepon saya lewat temannya dan akhirnya bisa disambungkan ke Bang Marcel. Sampai akhirnya saya ke Jakarta berniat menemui Bang Marcel, tapi juga tidak bisa telepon. Saya di sana tidak ditemui. Berarti orang ini tidak ada itikad baik. Tujuannya supaya viral. Saya pastikan dan niatkan untuk melaporkan beliau ke Polda ini," ujarnya.
Saat ditanya apakah ada upaya mediasi, Gus Samsudin dengan tegas akan melanjutkan perkara ini. Sebab dirinya merasa Pesulap Merah sudah menyebarkan opini terhadap dirinya ke masyarakat.
Gus Samsudin di Polda Jatim Foto: Deny Prastyo Utomo |
"Saya kira ini akan lanjut. Karena akibat kelakuan atau perbuatan Bang Marcel sangat luar biasa. Beliau menuduh tetapi tidak bisa menunjukkan bukti-bukti. Opininya tersebar luas di masyarakat," katanya.
Sementara itu, Pesulap Merah alias Marcel Radhival angkat bicara soal pernyataan Gus Samsudin yang menyebut dirinya tak bisa dihubungi. Pesulap Merah membantah hal ini. Menurutnya, justru Gus Samsudin lah yang tak merespons pesan dan telepon darinya.
Bantahan ini diungkapkan Pesulap Merah dalam akun instagramnya @marcelradhival1. detikJatim telah menghubungi Pesulap Merah dan diperbolehkan untuk mengutip unggahannya tersebut.
"Koar-koar doang di media sosial seolah udah ngontact (menghubungi) saya, tapi ditelfonin ga diangkat-angkat" tulis Pesulap Merah dalam instagramnya yang dilihat detikJatim, Jumat (12/8/2022).
Dalam unggahan itu, Pesulap Merah menyebut dirinya menghubungi nomor pribadi Gus Samsudin, bukan nomor admin. Namun, nomor tersebut tak merespons. Marcel mengaku tidak pernah dihubungi oleh pihak Gus Samsudin. Termasuk saat Gus Samsudin tengah berada di Jakarta. Justru pihak Gus Samsudin yang tidak menjawab pesan Pesulap Merah.
"Tidak ada," kata Marcel singkat saat dikonfirmasi detikJatim melalui pesan WhatsApp, Jumat (12/8/2022).
Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet yang tuai protes, di halaman selanjutnya!
Petilasan Joko Tingkir di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran Lamongan Foto: Eko Sudjarwo |
Geger Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Diprotes Sejumlah Pihak
Ulama, tokoh masyarakat, warga Lamongan dan anggota dewan memprotes lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. Ulama menyebut penggunaan Joko Tingkir di lagu tersebut tidak pantas dan dianggap merendahkan sosok murid Raden Said atau Sunan Kalijaga.
Mereka tak terima nama guru ulama nusantara yang alim, kharismatik dan dihormati, diparodikan dalam lagu dangdut koplo. Apalagi, sosok Joko Tingkir memiliki kaitan erat dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Anggota DPRD Lamongan, Imam Fadli menceritakan, Gus Dur pernah berkisah soal sosok Joko Tingkir. Untuk itu, ia keberatan dengan penggunaan nama Joko Tingkir dalam lagu tersebut. Sebab, sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati.
Imam mengungkapkan Joko Tingkir tidak hanya dikenal masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.
"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya Raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono. Tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa," kata Imam, Rabu (10/8/2022).
Sementara Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim, KH Makruf Khozin menyebut, hal yang wajar saat para ulama memprotes soal lirik Joko Tingkir. "Kebetulan saya juga kalau di mobil nyetir sering dengar itu, liriknya 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Jadi saya anggap wajar ketika sosok Gus Muwafiq dan ulama lain keberatan," kata ulama yang akrab disapa Kiai Makruf ini kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Kamis (11/8/2022).
Petilasan Joko Tingkir di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran Lamongan Foto: Eko Sudjarwo |
Menurut Kiai Makruf, sosok Joko Tingkir merupakan ulama dari tanah Jawa. Pihaknya menyarankan pencipta lagu untuk mengalah dan mencari sajak alternatif lain.
"Lebih baik mengalah saja, cari padanan kata yang tidak harus Joko Tingkir. Sisi positifnya kita tahu, Joko Tingkir salah satu ulama di tanah Jawa ini," imbuhnya.
Ia berharap, dengan kejadian ini, bisa menjadi pelajaran bagi banyak seniman untuk mempertimbangkan sajak khususnya yang menyangkut nama orang.
"Sebenarnya yang dikehendaki itu kan adalah sajaknya, dia ingin bersajak, Joko Tingkir ojok mikir (Jangan berfikir). Dia ingin bersajak, melantun, cuma sayangnya Joko Tingkir itu bukan hanya sebuah legenda nama, tapi seorang ulama," katanya.
"Selama ini orang-orang menganggap Joko Tingkir di film dan memegang pedang, lebih dari itu, Joko Tingkir sosok seorang ulama. Jadi tetap kemuliaan ya dijaga, dan bisa dijaga dengan mengganti redaksi kata yang lain," tandasnya.
Mayat dalam selang di Jombang ternyata kakek 77 tahun, baca halaman berikutnya!
Mayat dalam selang di Jombang Foto: Dok. Polsek Megaluh |
Terkuak Identitas Mayat dalam Selang di Jombang
Penemuan mayat dalam selang menghebohkan petani di Dusun Kedungboto, Desa Balongsari, Megaluh, Jombang. Mayat pria itu diperkirakan sudah tewas selama 7 hari. Identitas mayat tersebut akhirnya terkuak. Sang mayat adalah seorang kakek berusia 77 tahun.
Kapolsek Megaluh Iptu Wawan Purwoko mengatakan, korban bernama Rohmat (77), warga Desa Tawar, Gondang, Kabupaten Mojokerto. Wawan mengatakan, jenazah Rohmat sudah dibawa pulang keluarganya untuk dimakamkan.
"Korban atas nama Rohmat, jenazahnya sudah diambil keluarganya dari RSUD Jombang," kata Wawan kepada wartawan, Sabtu (13/8/2022).
Wawan menjelaskan, terungkapnya identitas mayat berawal dari kedatangan anak Rohmat, Ahmad Aris ke Mapolsek Megaluh pada Jumat (12/8) sekitar pukul 14.30 WIB. Aris datang ke polisi setelah mendapatkan informasi ciri-ciri mayat di sawah Dusun Kedungboto melalui medsos.
Polisi lantas mengajak Aris ke kamar jenazah RSUD Jombang untuk melakukan identifikasi. Benar saja, ternyata mayat yang ditemukan warga di dalam selang irigasi adalah ayah kandungnya.
"Saudara Aris mengenali ciri-ciri baju koko warna hijau dengan garis hitam dan jam tangan merek Mason yang digunakan korban," jelas Wawan.
Lokasi penemuan mayat dalam selang di Jombang Foto: Dok. Polsek Megaluh |
Korban juga dilaporkan menghilang sejak 3 pekan lalu karena sudah pikun. "Korban memang sering hilang dari rumahnya. Sebelum ini juga hilang, berhasil ditemukan di wilayah Mojokerto sendiri," kata Wawan.
Rohmat kembali menghilang pada 20 Juli 2022. Satu hari kemudian, kata Wawan, anak-anaknya melaporkan kehilangan korban ke Polsek Gondang di Kabupaten Mojokerto. "Akhirnya ditemukan di Jombang. Korban sudah pikun, keluar rumah tidak bisa kembali," terangnya.
Sebelumnya, mayat pria ini pertama kali ditemukan Sholeh (50), petani asal Dusun Kedungboto pada Kamis (11/8) sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu, Sholeh mengatur pengairan untuk sawah di dusun tersebut. Namun, selang tersebut tersumbat sehingga air tak bisa mengalir.
Sholeh lantas menelusuri penyebab tersumbatnya selang air. Ia menemukan selang berdiameter sekitar 100 cm itu menggelembung di satu titik. Setelah ia robek menggunakan sabit, ternyata terdapat mayat pria di dalam selang air.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis dari Puskesmas Megaluh, korban diperkirakan sudah tewas lebih dari 7 hari. Karena kondisi mayatnya sudah membusuk dan rusak sehingga sulit dikenali. Korban memakai baju takwa hijau dengan garis-garis hitam, tanpa pakaian bawah, serta jam tangan hitam merek Mason.