DPRD Jatim Desak BUMN Ikut Tanggung Jawab atas Kerusuhan Dusun Baban Jember

DPRD Jatim Desak BUMN Ikut Tanggung Jawab atas Kerusuhan Dusun Baban Jember

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 11 Agu 2022 19:53 WIB
Sekelompok orang tak dikenal (OTK) menyerang Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember. Mereka membakar rumah, motor, hingga mobil milik warga.
Rumah dan kendaraan warga Baban Timur Jember yang dirusak. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Sengkarut konflik di Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember sudah berlangsung bertahun-tahun. Penyerangan brutal beberapa waktu lalu adalah puncak dari amarah yang telah dipendam.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim M Fawait buka suara soal konflik di Baban. Menurutnya, kericuhan yang terjadi disebabkan oleh faktor kemiskinan.

"Kami prihatin karena adanya konflik warga, kita tidak bisa menyalahkan dua kelompok warga ini. Akarnya kan kemiskinan, kita tahu kemiskinan mayoritas di desa, pinggir perkebunan dan pinggir kehutanan. Ketika perut mereka lapar, gak bisa sekolah, mereka tentu tidak diam saja, maka terjadi hal-hal itu," kata Fawait di Surabaya, Kamis (11/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, kata Fawait, kemiskinan tidak serta merta jadi tanggung jawab Pemprov Jatim.

"Saya sampaikan bahwa kemiskinan di desa, perkebunan, hutan jangan dibiarkan, nanti jadi bom waktu. Tidak fair kalau menyalahkan Pemprov, karena bukan tugas Pemprov saja. Karena di situ kewenangan Pemkab juga, di situ juga ada kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini kewenangan BUMN," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Fawait yang merupakan anggota DPRD Jatim asal Dapil Jember-Lumajang itu mempertanyakan kontribusi BUMN, khususnya di sektor kehutanan di bawah Perhutani, serta di sektor perkebunan di bawah PTPN.

"Yang jadi awal konflik itu di pinggir lahan BUMN loh. Yang tidak boleh dilupakan, bahwa BUMN didirikan untuk pengungkit ekonomi masyarakat sekitar, tidak hanya sumber pendapatan negara," jelasnya.

"Kalau BUMN itu baik profitnya, maka seharusnya masyarakat sekitar ikut terdampak baik. Ingat, BUMN bukan perusahaan swasta yang profit oriented," lanjutnya.

Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini mendesak agar BUMN bisa menyejahterakan masyarakat sekitar, khususnya di perbatasan Jember-Banyuwangi yang baru saja terjadi kericuhan.

"Kemiskinan ya tugas bersama, karena selama ini kemiskinan itu di pinggir perkebunan, hutan yang notabene milik BUMN, jangan sampai acuh tak acuh. Kalau BUMN sesuai amanah undang-undang, saya pikir tidak akan ada masyarakat miskin di pinggir hutan, kebun. Ini karena mereka acuh," tegasnya.

Fawait menilai, tidak fair kalau menyalahkan masyarakat yang berkonflik di lokasi tersebut. Apalagi, tidak pernah ada perhatian dari pemerintah pusat.

Lebih lanjut dirinya meminta kejadian di Jember ini sebagai pelajaran bersama. Pemerintah, baik dari tingkat kabupaten hingga pusat, diharapkan serius dalam menangani permasalahan kemiskinan.

"Kalau semua bisa duduk bersama pasti tidak terjadi. Kami minta eksekutif provinsi untuk membuat program juga di pinggir kebun. Intinya bukan hanya Pemprov, tapi Pemkab, BUMN siapkan kerja untuk masyarakat sekitar. Kalau tidak mampu menciptakan kerja apa gunanya punya direksi, komisaris orang pinter," ungkapnya.

"Maka sekali lagi ini hanya bom waktu dan bisa saja terjadi di daerah lain, khususnya kemiskinan di pinggir badan usaha milik negara. BUMN jangan tutup mata, ini tugas anda semua, jangan profit oriented, apa bedanya sama swasta. Wong BUMN modalnya dari uang rakyat, dari pajak rakyat. Apa yang disampaikan presiden jelas, BUMN harus turut ikut serta mengentaskan kemiskinan. Jangan diam saja," urainya.



Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads