Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini mendesak agar BUMN bisa menyejahterakan masyarakat sekitar, khususnya di perbatasan Jember-Banyuwangi yang baru saja terjadi kericuhan.
"Kemiskinan ya tugas bersama, karena selama ini kemiskinan itu di pinggir perkebunan, hutan yang notabene milik BUMN, jangan sampai acuh tak acuh. Kalau BUMN sesuai amanah undang-undang, saya pikir tidak akan ada masyarakat miskin di pinggir hutan, kebun. Ini karena mereka acuh," tegasnya.
Fawait menilai, tidak fair kalau menyalahkan masyarakat yang berkonflik di lokasi tersebut. Apalagi, tidak pernah ada perhatian dari pemerintah pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dirinya meminta kejadian di Jember ini sebagai pelajaran bersama. Pemerintah, baik dari tingkat kabupaten hingga pusat, diharapkan serius dalam menangani permasalahan kemiskinan.
"Kalau semua bisa duduk bersama pasti tidak terjadi. Kami minta eksekutif provinsi untuk membuat program juga di pinggir kebun. Intinya bukan hanya Pemprov, tapi Pemkab, BUMN siapkan kerja untuk masyarakat sekitar. Kalau tidak mampu menciptakan kerja apa gunanya punya direksi, komisaris orang pinter," ungkapnya.
"Maka sekali lagi ini hanya bom waktu dan bisa saja terjadi di daerah lain, khususnya kemiskinan di pinggir badan usaha milik negara. BUMN jangan tutup mata, ini tugas anda semua, jangan profit oriented, apa bedanya sama swasta. Wong BUMN modalnya dari uang rakyat, dari pajak rakyat. Apa yang disampaikan presiden jelas, BUMN harus turut ikut serta mengentaskan kemiskinan. Jangan diam saja," urainya.
Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"
[Gambas:Video 20detik]
(dte/dte)