1.160 Beasiswa Disediakan Pelajar Penghafal Kitab Suci di Surabaya

1.160 Beasiswa Disediakan Pelajar Penghafal Kitab Suci di Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 10 Mar 2022 10:38 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Eri Cahyadi (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya membuka seleksi penerimaan beasiswa bagi pelajar penghafal kitab suci. Sebanyak 1.160 Kuota beasiswa disediakan untuk pelajar di Kota Pahlawan jenjang TK, SD dan SMP.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap, program beasiswa ini bisa memunculkan calon pemimpin yang memiliki akhlakul karimah dari setiap agama. Sebab, Surabaya merupakan kota toleransi bagi semua umat beragama.

"Jadi, beasiswa ini diberikan kepada pelajar dari semua agama. Semoga dengan adanya seleksi beasiswa penghafal kitab suci ini, Surabaya akan banyak anak-anak yang bisa menghafalkan kitab suci dan bisa menjalankan makna kitab suci dalam kehidupan sehari-harinya," kata Eri, Kamis (10/3/2022).

Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh menyebut, saat ini ada 1.792 pelajar yang mendaftar seleksi penerimaan beasiswa bagi pelajar penghafal kitab suci. Sedangkan kuota yang disediakan sebanyak 1.160 pelajar.

"Langkah ini merupakan misi dari Pemkot Surabaya untuk mewujudkan SDM yang unggul, berkarakter, dan religius, serta berbudaya dalam bingkai kebhinekaan," kata Yusuf.

Dengan pemberian beasiswa penghafal kitab suci ini, diharapkan bisa melahirkan generasi emas yang mencintai dan mengamalkan kitab suci dalam kehidupan sehari-hari.

"Dengan ikhtiar mulia untuk memberikan apresiasi kepada pelajar di Kota Surabaya, program ini dapat terus dilakukan hingga membawa dampak positif bagi penerima beasiswa," ujarnya.

Sementara Pengurus Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Surabaya, Yordan M Batara-Goa mengaku program beasiswa penghafal kitab suci ini sangat baik. Karena Pemkot Surabaya berusaha mengayomi semua agama.

"Ini adalah cermin pelaksanaan Pancasila di Negara kita, bahwa pemerintah betul-betul berusaha agar semua agama diperhatikan, diayomi, dan juga diapresiasi," kata Yordan.

Menurutnya, program beasiswa penghafal kitab suci ini harus menjadi percontohan bagi daerah lainnya. Agar Pancasila bisa terimplementasi dengan baik.

"Meskipun tradisi menghafal kitab tidak dominan di tempat kami, tapi kami mencari alternatif lain. Pada akhirnya, ayat hafalan atau ayat-ayat kitab yang dihafal adalah yang solusi yang paling bisa digunakan, sesuai dengan materi pembelajaran yang diikuti dan disesuaikan dengan kurikulum sekolah," pungkasnya.




(fat/fat)


Hide Ads