Wilayah Kabupaten Cilacap kini memiliki tempat wisata baru untuk menikmati sunset. Lokasi ini bernama Kawista Emji. Tepatnya di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.
Bagi detikers yang berada di wilayah Kabupaten Cilacap perlu mendatangi lokasi ini. Sebab selain bisa menikmati panorama persawahan, kawasan wisata ini juga berbasis edukasi. Jadi cocok dijadikan pilihan berwisata keluarga.
Di sini juga ada beberapa spot selfie yang tentunya tidak kalah cantik dengan tempat wisata lainnya. Apalagi yang sudah bosan dengan keindahan pantai dan gunung. Kawista Emji bisa menjadi tempat wisata alternatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Mernek, Bustanul Arifin menjelaskan tempat wisata ini dibangun dengan memanfaatkan lahan desa atau bengkok. Pengelolanya dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Ide awalnya karena sebagian besar wilayah Mernek adalah pertanian. Jadi kita buatlah wisata berbasis edukasi. Hal ini dilakukan agar wilayah kita bisa lebih bermanfaat. Selain belajar pertanian, wisatawan juga bisa menikmati keindahan alam," kata Arifin kepada wartawan, Sabtu (28/10/2023).
![]() |
Sebenarnya tempat wisata ini sudah dibangun sejak tahun 2019. Namun sempat ditutup saat covid-19 dan dibuka kembali dengan konsep dan fasilitas yang lebih memadai.
"Dahulu kita konsepnya pakai jalan bambu semuanya. Tapi ternyata mudah rusak. Jadi kita renovasi dan dibuat dengan jalan setapak beton yang lebih tahan lama," terangnya.
Wisatawan tak perlu khawatir untuk mengunjungi kawasan wisata ini. Sebab pemdes setempat tidak memasang tarif tiket masuk. Masyarakat tinggal datang dan menikmati fasilitas yang disediakan.
"Kalau masuk saja itu gratis. Tidak ada tiket masuk. Pendapatan yang kita inginkan dari UMKM. Yang ada di dalam kawista potensi besarnya adalah lahan pertanian. Kita juga ada lapak UMKM, silahkan warga Mernek untuk jualan. Ada juga hidroponik untuk membangkitkan wanita tani yang ada di desa kami," jelasnya.
Baca artikel di halaman selanjutnya.
Meski begitu, pemdes menawarkan wisata khusus bagi rombongan. Khususnya bagi pelajar sekolah dasar yang ingin berwisata edukasi. Namun tarif yang ditawarkan sangat terjangkau.
"Kita ada paket kids farm ceria. Tarifnya dari Rp 20 - 30 ribu per orang. Yang membedakan adalah fasilitas yang diterima. Kalau yang paling murah itu dapat snack dan ada pendamping yang nanti menjelaskan. Kalau yang paket Rp 30 ribu dapat makan berat sekaligus anak-anak bisa ikut menanam padi," ungkapnya.
"Kita punya tim khusus untuk menerima tamu itu. Sekaligus ada penyajian khusus. Sehingga ada nominal yang beda mulai 20 ribu mulai Snack ringan sampai 30 ribu dengan makan berat," lanjutnya.
Selain itu, di lahan dengan luas 0,4 hektare ini juga terdapat lahan pertanian melon, peternakan kambing serta green house untuk tanaman hidroponik. Wisatawan juga ditawarkan dengan pemandangan sunset yang indah.
"Kita juga ada ternak kambing. Tapi disini hanya contoh miniaturnya, di masyarakat yang banyak. Kemudian ada juga tempat Selfi. Kita punya beberapa spot Selfi lebih dari 7. Lalu ada tempat santai dalam bentuk gazebo untuk menikmati sore hari yang menurut kami indah sekali," ujarnya.
Dari awal dibangun, lokasi ini sangat mengedepankan edukasi. Karena dari total luas lahan 290 hektar yang ada di desa ini, didominasi lahan pertanian.
"Di Mernek ada 190 hektar lahan sawah dari total 290 hektare. 2/3 nya merupakan lahan pertanian. Dari awal untuk pemanfaatan potensi lahan persawahan sehingga sehingga kita namakan recycle. Itu menceritakan perjalanan petani mulai dari persiapan lahan. Mulai dari persemaian kemudian tanam, pemupukan dan sampai panen," terangnya.
"Kemudian di sini juga ada alat pengering padi. Yang kita tawarkan adalah pembelajaran dari 0 sampai akhir. Serta hal-hal yang harus kita siapkan kedepan. Salah satunya adalah cuaca dan musim yang tidak menentu kita sudah siapkan pengering," sambungnya.
Dalam 1 tahun petani di Desa Mernek bisa panen hingga 3 kali. Lahan pertanian di sini bahkan tidak pernah kekeringan. Oleh sebabnya, padi yang dihasilkan bisa maksimal.
"1 hektar rata-rata menghasilkan 6 ton gabah basah. Disini ada sekitar 190 hektar lahan pertanian. Tinggal dikalikan saja. Dalam setahun juga bisa panen 2-3 kali. Karena disini tidak selalu teraliri saluran irigasi dari Sungai Serayu," jelasnya.
Sementara itu, salah satu wisatawan kelas 5 SDN 2 Mernek, Asti Rahayu (11) mengaku senang bisa berwisata ke Kawista Emji. Ia sangat tertarik dengan edukasi pertanian yang ditawarkan Kawista Emji.
"Di sini bisa bermain. Terus bisa belajar tentang pertanian. Jadi tahu proses penanaman sampai panen. Kita juga tahu beras yang selama ini kita makan berasal dari mana," ungkap dia.