Berada di wilayah Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Candi Gana yang lebih dikenal dengan sebutan Candi Asu memang tak setenar candi di sekitarnya, seperti Candi Sewu, Plaosan, atau Sojiwan.
Padahal, di balik julukannya yang unik (asu berarti anjing dalam Bahasa Jawa), candi di Dusun Bener, Desa Bugisan, ini menyimpan sejumlah fakta yang belum banyak diketahui para pecinta wisata sejarah.
Menurut Pamong Budaya Ahli Muda BPCB Jateng, Gatut Eko Nurcahyo, Candi Gana disebut Tjandi Asoe atau Tjandi Assoe sejak abad ke-19. Hal itu terungkap dalam catatan pemerintah kolonial Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Candi Asu sebelum dinamakan Candi Gana memiliki latar belakang yang berbeda dengan candi lain," kata Gatut kepada detikJateng, Jumat (11/6/2022).
"Tidak ditemukan arca Lembu Nandi seperti di Situs Candi Asu Sengi di Magelang. Jadi mungkin saja penamaannya (Candi Asu) itu karena di lingkungannya dulu banyak ditemui anjing," imbuh Gatut.
Juru Pelihara Candi Gana, Suyono, mengatakan Candi Asu dulu pernah roboh. Oleh orang-orang zaman dulu, kata Suyono, candi yang roboh itu dibongkar hingga batunya berserakan.
"Dulu kan orang-orang tua belum tahu. Tahunya di dalam candi ada emas-emasan, karena penasaran dibongkar lah," kata Suyono. Saat ini, Candi Gana atau Candi Asu masih dalam proses pemugaran.
Adapun nama baru, Gana, disematkan pada Candi Asu karena pada bebatuan candi itu banyak terdapat relief orang-orang kerdil dalam posisi mengangkat dua tangan yang dalam mitologi Hindu disebut Gana.
Meski demikian, menurut Gatut, Candi Gana identik dengan candi Buddha meski memiliki relief Gana yang seringnya terdapat di candi Hindu.
"Tidak semua ikon mitologis di candi berasosiasi ke Hindu atau Buddha. Ikon pada candi merupakan unsur yang menegaskan candi sebagai replika kosmis, alam kedewaan, gunung Meru, kahyangan, dan sebagainya, sehingga layak jika makhluk mitologis ada di lokasi," kata Gatut.
Dari gaya arsitekturnya, Gatut menambahkan, Candi Gana diperkirakan dibangun pada abad 9 Masehi. "Komposisi perbingkaian semacam (terdiri atas sisi genta, belah rotan, dan pelipit rata) juga terdapat di Candi Prambanan yang berdasarkan Prasasti Siwagrha bertarikh 856 Masehi," ujar Gatut.
Simak foto-foto Candi Asu selengkapnya di atas.
(dil/dil)