Tidak jauh dari Benteng Portugis di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah, terdapat Pulai Mondoliko. Konon semula pulau tersebut menyatu dengan bukit Benteng Portugis. Seperti apa ceritanya?
Pulau Mondoliko terlihat dari pantai Benteng Portugis. Untuk ke sana, pengunjung harus menyewa kapal untuk menyeberangi laut sekitar 500 meter dari Benteng Portugis.
Manajer Benteng Portugis, Iwan Nugroho, menceritakan dalam cerita rakyat disebutka bahwa Pulau Mondoliko dulunya menyatu dengan bukit Benteng Portugis. Dia mengungkap ada cerita tersendiri yang menyebabkan pulau ini terpisah.
"Pulau Mondoliko dulu itu adalah bukit bergabung dengan bukit benteng ini. Kenapa bisa terbelah, itu karena kehendak Gusti Pangeran dengan pusaka Eyang Pathak Warak itu. Namanya pedang Kangkang, (bukit) itu dibelah Eyang Pathak Warak," kata Iwan kepada detikJateng saat ditemui di kantornya, Sabtu (15/1/2022).
Iwan mengatakan kisah di balik Pulau Mondoliko terpisah dari bukit Benteng Portugis bermula dari kisah Eyang Pathak Warak membawa Putri Noyorono yang merupakan putri Sunan Ngerang.
"Karena membawa Putri Noyorono (Dewi Roroyono), lha Eyang Pathak Warak, Sunan Muria, Abiyoso, Maling Kopo, Maling Gentiri, ini semua berguru Susuhunan Ngerang atau yang dikenal dengan Sunan Ngerang," jelas Iwan.
Menurutnya putri Sunan Ngerang tersebut tidak mau dengan Pathak Warak. Namun Pathak Warak lalu membawa Putri Noyorono ke Pulau Mondoliko.
Agar tidak diikuti murid Sunan Ngerang, Pathak Warak pun menancapkan pusakanya di Pulau Mondoliko. Akhirnya Pulau Mondoliko pun terbelah.
"Yang dibawa Eyang Pathak Warak ini adalah Putri Noyorono, istilahnya Eyang Pathak Warak ini karep (keinginan), tapi Noyorono tidak mau. Akhirnya dibawa lari, lha kenapa dibawa lari, agar tidak dikejar muridnya Sunan Ngerang lainnya. Maka ditancapkan pedang Pathak Warak di bukit ini, akhirnya terbelah," ujar Iwan.
Menurutnya hingga akhirnya Pathak Warak meninggal dan dimakamkan di Pulau Mondoliko. Iwan mengatakan di Pulau Mondoliko terdapat beberapa makam leluhur, mereka adalah santri Sunan Muria.
"Jadi ada delapan makam lagi di sekitar makam Eyang Pathak Warak dan murid atau santri Sunan Muria," jelasnya.
"Tetap saat ini kita rawat semua, baik makam Eyang, delapan santri baik Sayid Usman, tokoh penasihat Ratu Kalinyamat saat bertapa di bukit Donorojo. Beliau menyebarkan agama Islam di sini," sambung dia.
Iwan mengakui banyak pejabat atau orang yang akan mencalonkan diri berkunjung ke Pulau Mondoliko terlebih dahulu. Mereka berharap agar bisa menjadi kepala daerah atau posisi jabatan penting.
"Bupati Andi (Dian Kristiandi) sering ke sana, Pak Marzuki (mantan Bupati Jepara) juga sering ke sana. Sampai sekarang banyak pejabat yang sering ke sana banyak, entah dia mencalonkan diri menjadi dewan, ketua DPP, atau kepala daerah ya banyak ke sana," ungkap Iwan.
"Termasuk Gus Yasin (Wagub Jateng) bersama rombongan ziarah ke sana," pungkas Iwan.