Laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya kemarin malam di Stadion Kanjuruhan berubah menjadi tragedi. Seorang suporter menceritakan suasana mencekam saat kejadian.
Dilansir detikJatim, tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Derby Jawa Timur, Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai pada Sabtu (1/10) malam.
Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya. Suporter tuan rumah lalu ramai-ramai turun ke lapangan mengejar ofisial dan pemain hingga terjadi kericuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kericuhan di lapangan berujung pada aksi pihak keamanan melepas gas air mata ke arah tribun. Korban jiwa berjatuhan sampai lebih dari seratusan jiwa akibat sesak napas.
Salah seorang suporter asal Ponorogo bernama Joko ikut menjadi saksi suasana horor Tragedi Kanjuruhan.
"Saya kan sebenarnya sudah keluar usai pertandingan, tapi balik lagi ke dalam stadion karena ada teman yang pingsan," tutur Joko kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).
Joko menerangkan saat kembali ke dalam stadion, suasana di dalam sudah pekat dengan asap dari gas air mata. Joko saat itu berada di tribun 12-13.
"Saya lihat mayat di sekitar tangga, suasana di dalam (stadion) kalut," terang Joko.
Saat menolong rekannya yang pingsan, lanjut Joko, dia juga sempat merasakan gas air mata. Dia mengungkap rasanya sesak dan hingga membuat mata perih.
"Asapnya banyak kayak kabut, di mata perih, sesak napas, kena gas air mata juga," imbuh Joko.
Suporter asal Ponorogo itu pun akhirnya bisa pulang pada dini hari. Seperti diberitakan sebelumnya, laga Arema FC vs Persebaya digelar pada Sabtu malam (1/10) berujung tragedi. Suporter masuk ke dalam lapangan usai pertandingan.
Aparat keamanan kemudian membubarkan kerumunan suporter, salah satunya dengan menembakkan gas air mata. Lantaran menghindari gas air mata, suporter berebut hingga akhirnya berdesak-desakan keluar stadion.
(sip/sip)