Suharti (60) terlihat tengah mengaduk adonan dan menggoreng keripik. Sekilas terlihat keripik yang digoreng tersebut menyerupai keripik paru.
Dia sudah lebih dari 5 tahun menjadi salah satu pekerja di pusat oleh-oleh khas Magelang, Jaya Makmur. Kebetulan dia mendapat tugas untuk menggoreng keripik tersebut.
Keripik yang digoreng tersebut sebenarnya bukan berbahan paru, melainkan dari daun singkong. Hanya saja bentuk maupun warnanya menyerupai paru. Rasanya juga cukup gurih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bahannya dari daun singkong," kata Suharti sambil menggoreng keripik tersebut, Senin (14/11/2022).
Keripik Daun Singkong, begitu tempat usaha tersebut memberi nama hasil produksinya. Makanan ini merupakan salah satu produk UMKM dari Kota Magelang yang paling laris dibandingkan dengan keripik sayur lainnya.
Pemilik Rumah Keripik Jaya Makmur, Esti Widayati (55), mengatakan inspirasi membuat keripik sayur karena termotivasi dari anak-anaknya yang tidak suka makan sayur. Untuk itu, pihaknya berupaya mencari ide agar anak-anaknya suka dengan sayuran.
![]() |
"Awal mula saya mencoba keripik bayam, terus pare. Pare itu disayur kadang pahit, dibuat keripik. Alhamdulillah setelah dibuat keripik menghasilkan rasa nggak pahit dan anak-anak nonton televisi sambil makan. Mulai saat itu, saya berhasil membuat anak-anak mau makan sayur," kata Etik, sapaan akrab dari Esti Widayati saat ditemui di rumahnya Jalan Jeruk Timur I No 3 Kramat Selatan, Magelang Utara, Kota Magelang.
Berawal dari keripik pare tersebut, dia kemudian mengembangkan dengan bahan lainnya. Bahan lainnya itu meliputi terong, seledri, pegagan, ketimun dan bayam.
"Terus daun singkong. Dari daun singkong diproses dengan rasa dan bentuknya seperti paru. Kami membuat inovasi dengan beberapa trial sampai menemukan formula yang benar-benar fix, rasa dan prosesnya sekitar 8 bulan," tutur Etik yang mulai membuat keripik sejak tahun 2014, itu.
Proses pembuatan keripik daun singkong tersebut, katanya, daun singkong dibersihkan terus direbus. Setelah direbus, daun singkong tersebut dipotong-potong lalu diberi bumbu yang dicampur tepung dan telur. Setelah itu, diaduk dan dibungkus dalam plastik.
"Setelah itu dibungkus plastik dan direbus. Nanti setelah dingin dipotong dan digiling, kemudian dijemur sampai kering, baru digoreng," ujar dia seraya menyebut menjemur butuh waktu sekitar 2 jam.
Etik mengatakan, sekali produksi baik daun singkong maupun tepung masing-masing sekitar 30 kilogram. Kemudian dicampur dengan sekitar 8 kilogram telur.
"Dari 30 bahan itu jadi sekitar 22 bal atau sekitar 55 kg keripik matang," katanya. Ia menyebut daun singkong didatangkan dari Candimulyo, Kabupaten Magelang.
Pemasaran keripik daun singkong baca halaman selanjutnya