Untuk penjualan tersebut bukan hanya Magelang saja, melainkan telah melakukan pengiriman ke Semarang, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Malang. Konsumen ini rata-rata membeli dalam kemasan ukuran besar.
"Ada yang mengenal dari online, ada dari teman, terus google maps. Saya jual eceran per kilo Rp 55 ribu untuk konsumen, tapi kalau yang bal-balan itu berat 2,5 kg harga Rp 120 ribu," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau omzet rata-rata ya sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," tuturnya.
Usahanya yang dibantu tiga orang pekerja perempuan ini mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang. Selain itu, ia sudah berulang kali diundang untuk mengisi pelatihan di sejumlah daerah di Indonesia.
"Alhamdulillah (pembinaan) difasilitasi semua sampai sekarang. Sampai sekarang yang belum di Aceh (mengisi pelatihan). Dumai, Riau, Kalimantan, Belitung sudah. Semoga besok ke Flores, sama tahun depan Belitung minta lagi," katanya.
![]() |
Dihubungi terpisah, Kepala Disperindag Kota Magelang Syaifullah mengatakan Pemkot Magelang melakukan pemberdayaan UMKM melalui Magelang Keren (Kelurahan Entrepreneurship Center).
"Magelang Keren ini diinisiasi dalam rangka menggerakkan UMKM. Ini hanya salah cara untuk penciptaan 1.500 pelaku usaha baru. Saat pandemi COVID-19 banyak menganggur tidak berpenghasilan sehingga melalui Magelang Keren ini membuka berusaha," kata Syaifullah.
Sedangkan untuk UMKM yang sudah berjalan, kata dia, tetap diberi pembinaan meliputi peningkatan kualitas, kemasan, halal dan sebagainya.
(ahr/rih)