Berburu Keripik-Manisan Cabai di Lereng Gunung Slamet Brebes

Berburu Keripik-Manisan Cabai di Lereng Gunung Slamet Brebes

Imam Suripto - detikJateng
Rabu, 11 Mei 2022 17:03 WIB
Manisan dan keripik cabai dari Desa Pandansari
Manisan dan keripik cabai dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes. Foto: Imam Suripto/detikJateng
Brebes -

Di lereng Gunung Slamet wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, cabai tak sekadar diolah menjadi sambal. Di tangan warga Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, cabai disulap menjadi camilan berupa keripik hingga manisan. Kok bisa?

Ketua kelompok masyarakat yang memprakarsai pengolahan cabai di Desa Pandansari, Indarningsih (35), mengatakan cabai yang diolah menjadi camilan itu jenis cabai merah besar. Cabai ini dipilih karena tidak terlalu pedas.

"Kalau saya nyebutnya cabai Jepang. Rasanya tidak terlalu pedas dan kulitnya tebal. Jadi cocok untuk semua kalangan, termasuk yang tidak menyukai rasa pedas. Bisa saja pakai cabai hijau atau cabai lain, tapi rasanya lebih pedas," kata wanita yang akrab disapa Ning itu, Rabu (11/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui wartawan, Ning tampak sedang mengolah cabai yang dibeli dari petani di Bumijawa, Kabupaten Tegal. Harga cabai merah besar atau cabai Jepang itu Rp 50 ribu per kilogram.

Manisan dan keripik cabai dari Desa PandansariProses pengolahan cabai merah menjadi manisan dan keripik di Desa Pandansari, Brebes Foto: Imam Suripto/detikJateng

Cara mengolah cabai Jepang menjadi keripik dan manisan itu cukup sederhana. Setelah dikeluarkan bijinya, cabai itu direndam ke dalam larutan kapur sirih selama sekitar 3 jam.

ADVERTISEMENT

Langkah berikutnya, cabai itu dicuci kembali dan direbus selama 3 menit. Cabai yang sudah layu tersebut lalu dikeringkan selama beberapa hari. Setelah kering, cabai itu dilumuri tepung dan digoreng. Selanjutnya, keripik cabai ini ditaburi bumbu dan siap dihidangkan.

Keripik cabai ini dijual seharga Rp 5.000 per bungkus. Sementara, produk camilan berbahan baku cabai ini baru dipasarkan di lingkungan desa dan di beberapa tempat wisata.

Sementara itu, untuk membuat manisan dari cabai, Ning mengatakan, perlu tambahan bahan berupa gula pasir dan air asam. "Setelah direndam air kapur sirih, cabai direbus dalam larutan gula dan air asam hingga mengental," kata dia.

Proses pembuatan manisan itu menggunakan api kecil dan baru diangkat setelah larutan gula asamnya menyusut. Manisan cabai yang sudah matang memiliki rasa manis asam dan sedikit pedas.

Menurut salah seorang pembeli, Wina (31), dua jenis camilan itu tidak membuat perut terasa panas meski bahan dasarnya dari cabai. "Manisannya didominasi rasa manis dan sedikit pedas. Sedangkan keripik cabainya gurih dan renyah. Enak, cocok juga buat yang tidak suka pedas," ujar Wina.

Manisan dan keripik cabai dari Desa PandansariManisan dan keripik cabai dari Desa Pandansari Foto: Imam Suripto/detikJateng



(dil/ams)


Hide Ads