Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023 yang berbeda dengan tanggal yang ditetapkan Muhammadiyah. Terkait perbedaan ini, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menganggap perlu adanya kalender global international.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, mengatakan agar umat muslim khususnya di Indonesia bisa merayakan hari raya tanpa perbedaan waktu, perlu adanya kalender global international.
"Mencari titik temu agar ada kalender internasional global. Agar kita bisa satu. Sekarang kan hampir semua negara insyaallah besok Idul Fitri. Nah kita masih belum. Kalau ada kalender internasional global insyallah satu," jelasnya kepada wartawan di Masjid Gedhe Kauman, Kamis (20/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haedar menyebut, pertemuan antar negara-negara dan organisasi Islam di Turki 2016 silam juga menyepakati perlunya kalender global international.
Meski begitu, menurutnya tidak mudah untuk merealisasikannya. Diperlukan proses yang cukup panjang salah satunya dengan mengintensifkan komunikasi dengan semua pihak.
"Ketika dialog terus-menerus insyallah akan ada titik temu. Seperti di Turki tahun 2016 semua negara dan organisasi Islam bersepakat pentingnya kalender internasional global. Tidak ada yang susah insyallah asal dialog dan semuanya sabar demokratis dan terbuka," terangnya.
Haedar meyakini merealisasikan kalender global international sangat mungkin terjadi, apalagi dengan perkembangan zaman yang cepat. Ia mencontohkan dengan waktu salat yang dahulu sebelum melaksanakan masih harus melihat gerak matahari.
"Sekarang sudah tidak ada lagi yang mau salat lihat matahari (dulu), tetapi itu perlu waktu," jelas Haedar.
"Selama kita masih berbeda maka kuncinya tasamuh, saling toleran hormat-menghormati dan menghargai," imbuhnya.
(aku/aku)