Kenapa Pelat Nomor Kendaraan Wilayah Jogja AB? Ternyata Begini Sejarahnya

Adji G Rinepta - detikJateng
Sabtu, 15 Apr 2023 08:37 WIB
Sejarah kode pelat nomor kendaraan wilayah Jogja. Foto: Grandyos Zafna
Yogyakarta -

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan kode AB di pelat nomor kendaraan. Ternyata kode pelat nomor tersebut menunjukkan wilayah dan sudah dipakai sejak zaman penjajahan dulu lho.

Dikutip dari CNN Indonesia, huruf yang berada di paling kiri pada pelat nomor kendaraan merupakan kode wilayah. Sedangkan angka dan huruf yang berada di bagian tengah serta kanan adalah nomor registrasi kendaraan bermotor (NRKB).

Penggunaan kode wilayah A sampai Z pada pelat nomor kendaraan sendiri, berasal dari 26 batalion tentara Inggris yang pernah datang ke Indonesia pada tahun 1811 untuk merebut berbagai wilayah dari tangan Belanda.

Pada waktu itu,tentara Inggris menggunakan kode untuk wilayah Batavia (sekarang Jakarta) dengan tanda huruf B untuk kendaraan agar mudah dikenali. Hal ini berdasarkan batalion B yang berhasil menduduki wilayah Batavia. Begitupun untuk daerah-daerah yang lain.

Kode wilayah tersebut kebanyakan hanya menggunakan satu huruf, namun berbeda untuk beberapa area seperti Jogja yang berkode AB dan Solo yang berkode AD. Hal ini dikarenakan dulu wilayah ini dikuasai Kerajaan Mataram yang dianggap pihak Inggris wilayah negara tersendiri, bukan kekuasaan Belanda.

Singkat cerita, Kerajaan Mataram memilih menyerah dan bergabung ke Inggris. Jadi saat itu, Inggris mengirim batalion A dan B untuk ke wilayah Jogja sehingga diberi kode wilayah AB.

Salah satu Tim Ahli Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gajah Mada (UGM), Arif Wismadi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Wilayah Jogja pada saat tidak cukup diamankan satu Batalion saja.

"Di setiap karesidenan itu ada semacam sistem pengamanan ya, atau kalau sekarang mungkin semacam ya kayak batalion itu ya, bagaimana masing-masing punya identifikasi yang berbeda-beda, salah satunya dengan menggunakan huruf," ujar Arif saat dihubungi detikJateng, Senin (10/4/2023).

"Jogja termasuk intersection antara kepentingan kolonialisme atau kekuatan kolonialisme yang diwakili atau dijalankan dengan penguasaan tentara atau boleh dibilang batalion pada waktu itu yang mungkin tidak cukup dikuasai dengan satu batalion dan kebetulan memang kita sudah melihat ada beberapa kode yang memang bergabung menjadi satu," lanjutnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya....




(apl/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork