Kenapa Pelat Nomor Kendaraan Wilayah Jogja AB? Ternyata Begini Sejarahnya

Kenapa Pelat Nomor Kendaraan Wilayah Jogja AB? Ternyata Begini Sejarahnya

Adji G Rinepta - detikJateng
Sabtu, 15 Apr 2023 08:37 WIB
Pengguna Plat Nomer Palsu Akan Ditindak

Pekerja menyelesaikan pembuatan plat nomer kendaraan bermotor di Jakarta, Selasa (19/07/2016). Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansyah, mengatakan, sanksi bagi pengendara yang memalsukan pelat nomor kendaraannya saat masuk ke kawasan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor pelat ganjil dan genap akan terancam pasal penipuan. Grandyos Zafna/detikcom
Sejarah kode pelat nomor kendaraan wilayah Jogja. Foto: Grandyos Zafna
Yogyakarta -

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan kode AB di pelat nomor kendaraan. Ternyata kode pelat nomor tersebut menunjukkan wilayah dan sudah dipakai sejak zaman penjajahan dulu lho.

Dikutip dari CNN Indonesia, huruf yang berada di paling kiri pada pelat nomor kendaraan merupakan kode wilayah. Sedangkan angka dan huruf yang berada di bagian tengah serta kanan adalah nomor registrasi kendaraan bermotor (NRKB).

Penggunaan kode wilayah A sampai Z pada pelat nomor kendaraan sendiri, berasal dari 26 batalion tentara Inggris yang pernah datang ke Indonesia pada tahun 1811 untuk merebut berbagai wilayah dari tangan Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada waktu itu,tentara Inggris menggunakan kode untuk wilayah Batavia (sekarang Jakarta) dengan tanda huruf B untuk kendaraan agar mudah dikenali. Hal ini berdasarkan batalion B yang berhasil menduduki wilayah Batavia. Begitupun untuk daerah-daerah yang lain.

Kode wilayah tersebut kebanyakan hanya menggunakan satu huruf, namun berbeda untuk beberapa area seperti Jogja yang berkode AB dan Solo yang berkode AD. Hal ini dikarenakan dulu wilayah ini dikuasai Kerajaan Mataram yang dianggap pihak Inggris wilayah negara tersendiri, bukan kekuasaan Belanda.

ADVERTISEMENT

Singkat cerita, Kerajaan Mataram memilih menyerah dan bergabung ke Inggris. Jadi saat itu, Inggris mengirim batalion A dan B untuk ke wilayah Jogja sehingga diberi kode wilayah AB.

Salah satu Tim Ahli Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gajah Mada (UGM), Arif Wismadi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Wilayah Jogja pada saat tidak cukup diamankan satu Batalion saja.

"Di setiap karesidenan itu ada semacam sistem pengamanan ya, atau kalau sekarang mungkin semacam ya kayak batalion itu ya, bagaimana masing-masing punya identifikasi yang berbeda-beda, salah satunya dengan menggunakan huruf," ujar Arif saat dihubungi detikJateng, Senin (10/4/2023).

"Jogja termasuk intersection antara kepentingan kolonialisme atau kekuatan kolonialisme yang diwakili atau dijalankan dengan penguasaan tentara atau boleh dibilang batalion pada waktu itu yang mungkin tidak cukup dikuasai dengan satu batalion dan kebetulan memang kita sudah melihat ada beberapa kode yang memang bergabung menjadi satu," lanjutnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya....

Arif menjelaskan, pengkodean wilayah tersebut lambat laun berkembang. Tak hanya sebatas pembatasan wilayah administratif saja, namun juga menjadi batas pemisah secara ekologis

"Kode atau plat nomer tersebut sebenarnya karena satu adalah itu batas-batas sistem kolonialisme dulu, di mana batasnya adalah bukan administratif melulu, tetapi dia juga menjadi bagian dari batas-batas ekologis. Sistem perkebunan atau sistem pengelolaan sumber daya alam. Jadi basisnya begitu," jelas Arif.

Selain itu, Arif menambahkan, ada juga batas budaya atau culture. Menurutnya, batas-batas tersebut akhirnya juga membagi wilayah-wilayah tersebut ke dalam sub wilayah yang lebih kecil.

"Batas-batasnya adalah bukan sekadar batas administrasi saja tapi batas ekologis dan batas culture, itu yang membuat daerah itu punya kode yang sama di bagian depan dan berbeda di bagian belakang, dibagi lagi ke dalam sub wilayah, di dalam wilayah penguasaan kolonialisme pada waktu itu," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads