Mengunjungi Joglo Kuno di Gunungkidul yang Usianya 2,5 Abad!

Mengunjungi Joglo Kuno di Gunungkidul yang Usianya 2,5 Abad!

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 06 Feb 2023 09:43 WIB
Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah Senin (6/2/2023).
Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Gunungkidul -

Rumah tradisional berbentuk joglo masih bisa ditemui di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan ada rumah joglo yang usianya 250 tahu atau 2,5 abad masih berdiri kokoh sebagai tempat tinggal.

Joglo itu berada di Pedukuhan Trengguno Kidul, RT 1 RW 12, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong. Saat ini joglo itu telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB).

Pantauan detikJateng, rumah joglo yang berada di pinggir jalan Semanu-Ponjong ini tampak terawat. Kerangka atap, tiang, hingga dinding berbahan kayu belum ada yang lapuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu pula perabot berbahan kayu di dalam rumah tersebut masih terawat. Salah satunya tempat tidur berbahan kayu dengan tiang di setiap sudutnya yang ada di dekat ruang tamu rumah tersebut.

Selain itu, bagian luar rumah juga tampak asri. Terdapat pohon beringin di depan rumah dan pohon sawo berukuran besar di samping rumah.

ADVERTISEMENT

Pemilik rumah, Suwardi (78), menjelaskan awalnya terdapat rumah limasan di lokasi yang saat ini berdiri rumah joglo. Namun rangka rumah limasan itu dijual.

"Tapi karena kebutuhan dijual (limasan) dan memboyong ini (joglo) dari tempat simbah di Trengguno Wetan," kata Suwardi saat ditemui di rumahnya, Senin (30/1/2023).

Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah Senin (6/2/2023).Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Pria murah senyum ini melanjutkan, usia rumah joglo tersebut lebih dari satu abad. Hampir seluruh bagian rumah joglo berbahan kayu jati.

"Ini (joglo) pindahan dari rumah simbah saya, tahun 1959. Nah, kalau rumah joglo ini umurnya sudah 250 tahun," ungkapnya.

Suwardi menyebut, meski sudah berusia ratusan tahun belum pernah melakukan perbaikan serius terhadap rumah joglo yang bagian belakangnya terdapat rumah kampung ini.

"Belum ada yang diganti untuk kayu-kayu pada joglo ini. Paling hanya memperbaiki genting saja, seperti tadi saya baru saja memperbaiki genting," katanya.

Terkait perawatan, Suwardi mengaku tidak begitu sulit. Terlebih, saat ini Suwardi tinggal bersama adik kandungnya.

"Kalau perawatan ya paling hanya memperbaiki genting yang rusak, dan biaya perawatan dari Dinas Kebudayaan," ucapnya.

Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah Senin (6/2/2023).Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah Senin (6/2/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Biaya dari Dinas Kebudayaan Gunungkidul, kata Suwardi, karena rumah joglo tersebut sudah menjadi bangunan cagar budaya. Keputusan itu merujuk Surat Keputusan Bupati Gunungkidul No.434/KPTS/2018.

Suwardi menyebut pernah ada turis bersepeda dan kebetulan melewati depan rumahnya. Tiba-tiba turis itu berhenti mampir ke rumahnya dan bertanya apakah rumah joglonya dijual.

"Pernah dulu itu ada turis Jepang dan Amerika ke sini, tanya rumah ini dijual tidak, lha langsung saya jawab tidak," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Masih Saudara dengan Pahlawan Nasional Kolonel Sugiyono

Ketika berbincang, detikJateng menanyakan soal foto anggota TNI AD yang terpasang di dinding rumah joglo Suwardi. Suwardi mengungkapkan sosok dalam foto itu adalah Kolonel Sugiyono.

"Kolonel Sugiyono, itu om saya, tepatnya adik dari almarhum bapak saya. Almarhum bapak itu kan 12 bersaudara dan dia (bapak Suwardi) nomor 8," ujarnya.

Kursi di Rumah Limasan Keluarga Suwardi Pernah Dipakai Jenderal Besar Sudirman Gerilya

Pria yang sehari-hari bekerja di ladang ini menceritakan bahwa Jenderal Soedirman pernah singgah di rumahnya saat gerilya. Mengingat rute perang gerilya Soedirman saat itu lewat depan rumahnya.

"Dulu-dulunya pernah rute Jenderal Soedirman, lewat sini lantas ganti tandu di sini. Tapi bukan rumah ini, masih rumah limasan dulu," kata Suwardi.

Bahkan, kata Suwardi, saat itu Jenderal Soedirman membawa satu kursi di rumahnya untuk digunakan duduk di dalam tandu. Menurutnya, kursi tersebut berbentuk tinggi pada sandarannya.

"Kalau barang-barang Pak Dirman tidak ada yang masih di sini. Tapi kursi sini ada yang dibawa untuk ganti tandu, mungkin sekarang ada di Monjali sana," ucapnya.

"Itu kursi biasa, tapi belakangnya agak tinggi itu," lanjut Suwardi.

"Ya untuk Jenderal Soedirman tadi sehingga di sini jadi cagar budaya," imbuhnya soal rumah joglonya jadi bangunan cagar budaya.



Hide Ads