Sosok Pria Kabur 25 Tahun Takut Sunat di Mata Pedagang Pasar Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 26 Jan 2023 15:53 WIB
Pasar Kepek di Sewon, Bantul. Selama 25 tahun pria asal Klaten takut disunat tinggal di Pasar Kepek, Sewon, Bantul. Foto diambil Kamis (26/1/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Pedagang di Pasar Kepek, Bantul, menilai A (38) pria Klaten yang kabur ke Bantul selama 25 tahun karena takut disunat tidak mengalami gangguan jiwa. Pedagang sempat merawat dan membawa A ke puskesmas saat sakit.

"Tidak gila, tidak pernah minta-minta, tidak pernah mencuri A itu," kata salah satu pedagang di Pasar Kepek, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Asih (47) kepada detikJateng, Kamis (26/1/2023).

Asih menilai anggapan A mengalami gangguan jiwa karena orang yang memviralkan A kerap menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ketika ditanya pedagang, A masih bisa mengingat siapa orang tuanya.

"Karena yang memviralkan itu sering menangani ODGJ. Kalau sini kan tujuan akhir A bisa bertemu keluarganya. Kalau ada gangguan kejiwaan, A itu masih ingat siapa orang tuanya, saudaranya," ujarnya.

Kendati demikian, Asih menilai A adalah sosok yang irit bicara. Selain itu, A selalu menjaga kebersihan dalam hal makan dan minuman.

"Dia tidak banyak bicara, tidak nakal, tidak mau mengambil barang-barang kalau makan juga yang bersih, tidak mau makanan kotor. Minum saja kalau ada semutnya saja tidak mau, jadi kalau disebut seperti itu (ODGJ) tidak pas sepertinya," ucapnya.

Asih juga bercerita beberapa hari lalu A sempat mengalami sakit dan oleh para pedagang diperiksakan ke puskesmas. Ternyata A mengidap diabetes.

"Kemarin kan sempat dibawa ke puskesmas, ternyata gula darahnya tinggi. Di sini juga banyak yang merawat karena kakinya (A) bengkak," ujarnya.

"Terus dibawa yang kedua kali juga masih ingat lokasi puskesmasnya, jadi daya ingat masih bagus. Jadi kalau dibilang gangguan jiwa saya kira tidak, hanya sejak kecil tidak ada interaksi dan pendidikan," imbuh Asih.

Bahkan, setelah divonis diabetes, A disiplin dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Seperti halnya mengurangi minuman yang manis-manis.

"Tapi setelah divonis gula makannya disiplin, jadi kan motoriknya jalan itu tandanya, bisa mengingat apa yang boleh dimakan dan tidak selama sakit," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(rih/ams)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork