Seorang warga Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, bernama A (38) pulang ke rumah setelah 25 tahun menghilang. Dia kabur dari rumah saat masih kanak-kanak karena takut disunat.
Pulangnya A yang menghilang selama lebih dari dua dasawarsa ini disambut bahagia oleh keluarganya. Selama ini, keluarga telah berusaha mencarinya, namun tidak pernah ketemu.
Berikut ini beberapa fakta terkait pulangnya warga Klaten yang sudah 25 tahun menghilang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pergi Sejak Masih SD
A pergi dari rumahnya saat masih kanak-kanak. Dia memilih kabur lantaran takut akan disunat.
"Dari asesmen dan cek keluarga, yang bersangkutan itu pergi sejak duduk di kelas 1 SD. Konon karena trauma mau disunat," ungkap Koordinasi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Klaten, Joko Prayitno, kepada detikJateng, Rabu (25/1/2023).
Sejak saat itu keluarga tidak pernah mendengar kabar beritanya. Mereka sudah berusaha mencari namun tidak ketemu.
2. Pergi Bersama Tetangga Dusun
Saat pergi meninggalkan rumah, A tidak sendirian. Dia pergi dengan salah satu temannya yang tinggal di dusun tetangga.
Namun, A tidak terlihat saat tetangganya itu pulang ke rumah. Mengetahui hal tersebut, keluarga berusaha mencarinya.
"Perginya sama anak sini, katanya ke Stasiun Balapan, Solo. Anak itu pulang tapi adik saya tidak pulang, kita cari ke Solo ke Jogja dan sekitarnya tidak ketemu," kata kakak kandung A yang bernama D (45).
3. Tinggal di Pasar
Ternyata, A yang dicari-cari keluarganya justru kabur hingga sampai di Pasar Kepek, Sewon, Kabupaten Bantul. Dia akhirnya tinggal di pasar tersebut dan dirawat oleh para pedagang.
"Saat datang kondisinya sehat, tubuhnya kecil. Dulu pakai seragam pramuka," tutur Sumiarsih (65), pedagang Pasar Kepek yang mengantarkan A pulang ke rumahnya di Kecamatan Polanharjo, Rabu (25/1/2023).
Selama tinggal di Pasar Kepek, A selalu membantu pedagang dan perilakunya jujur. Hal itu membuat pedagang ikhlas merawat A.
"Semua orang sepasar merawat A, ngopeni. Dia itu orangnya jujur dan tidak pernah mencuri, dikasih uang atau makan kadang tidak mau," papar Sumiarsih.
Fakta selanjutnya baca halaman berikutnya.
4. Dikenali dari YouTube
Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Klaten, Joko Prayitno menerangkan awal mula terlacaknya A berawal dari konten YouTuber yang menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Bantul dan tersebar di warga. Yang bersangkutan ditanya mengaku berasal dari Klaten sehingga TKSK bergerak.
"TKSK memiliki jejaring baik dengan sesama TKSK maupun lembaga lain atau di daerah lain. Kebetulan ini yang menemukan jejaring YouTuber kita yang menangani ODGJ, kemudian kontak dengan kami," papar Joko.
Joko mengatakan TKSK kemudian menghubungi jaringannya di Bantul untuk melakukan cross-check. Kemudian dari TKSK di Klaten melakukan mediasi ke keluarga.
"Kita mediasi ke keluarga dengan mengecek ciri-ciri khusus difasilitasi kepala desa dan RT-RW. Hari ini klir, kita lakukan reunifikasi (penyatuan)," jelas Joko.
Menurut Joko, selama A pergi puluhan tahun, keluarga mencoba mencari tapi tidak menemukan. Akhirnya A ditemukan di Bantul setelah lebih dari dua dekade lamanya.
"Akhirnya ditemukan. Ditemukan di Kabupaten Bantul, tepatnya di Pasar Kepek, Sewon, Bantul, Jogja," imbuh Joko.
5. Ibunda Pingsan Saat A Pulang
Pantauan detikJateng di lokasi, kepulangan pria bertubuh tinggi tegap itu sudah dinantikan keluarga sejak siang. Tidak saja keluarga, tetapi juga kerabat dan tetangga berjajar di tepi jalan kampung di Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Di lorong gang sempit permukiman padat penduduk itu, terlihat seorang wanita tua terlihat dikerumuni keluarga. Tatap matanya kosong melihat ke ujung gang.
Wanita berhijab cokelat itu adalah AM (67), ibu kandung A. Pukul 14.45 WIB, tetangga yang berkerumun di ujung gang mendadak riuh.
Ibu tiga anak itu bangkit mendekat ke tepi jalan. Saat melongok ke ujung jalan kampung, tampak rombongan perangkat desa dan pedagang pasar Kepek, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Jogja, mengiringi A yang berjalan paling depan.
Begitu melihat pria dengan tubuh tinggi besar itu berjalan dari utara, AM ambruk tak sadarkan diri. Beberapa ibu-ibu langsung memapahnya.
Setelah sadar, AM histeris memeluk anak bungsunya yang mengenakan baju dan celana biru cerah. Berulang kali wajah A ditepuknya.
"Oalah le...kowe mulih (kamu pulang)," ucap AM di tengah langit yang mulai mendung, Rabu (25/1) siang.
Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.