Atas hal ini, Dinkes Kulon Progo mengimbau masyarakat untuk mengoptimalkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Langkah ini dinilai lebih efektif alih-alih fooging.
"Kelebihan PSN, yaitu rantai penularan DBD akan putus karena telur dan jentik calon nyamuk dewasa sudah mati. Selain mudah dan murah, juga memberikan manfaat jangka panjang," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memaksimalkan penanganan pasien DBD, Dinkes Kulon Progo telah menyiagakan 43 fasyankes. Meliputi sembilan rumah sakit (RS), 21 puskesmas dan 13 klinik.
"Untuk fasyankes kita siapkan di seluruh rumah sakit, puskesmas maupun klinik," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulon Progo, Rina Nuryati.
Rina mengatakan, pihaknya juga melakukan pengendalian vektor, tata laksana kasus, surveilans epidemiologi hingga langkah penanggulangan kasus bila fenomena ini memicu kejadian luar biasa (KLB).
"Selanjutnya kami telah mengoptimalkan penyuluhan ke masyarakat terkait antisipasi penyakit DBD," terangnya.
(rih/sip)