Petani bawang merah di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dibuat pusing dengan kemunculan serangan ulat hijau. Muncul sejak sepekan belakangan, hama ini telah merusak lahan pertanian mereka.
"Yang terbesar musim ini, munculnya sejak umur (tanaman) 35 hari sampai sekarang. Sekarang umur brambangnya (bawang merah) udah 43 hari, jadi sudah sekitar satu minggu," ungkap salah satu petani, Nasih, saat ditemui di lahan pertanian miliknya di Srikayangan, Senin (19/9/2022).
Nasih tidak tahu penyebab kemunculan hama tersebut. Menurutnya munculnya hama ini tak lama setelah hujan lebat menerjang wilayah Srikayangan belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Habis hujan kemarin itu kaya dibruke (dijatuhkan) istilahnya orang Jawa. Sebenarnya sudah pernah kayak gini, tapi tapi yang paling parah musim ini," ungkapnya.
![]() |
Petani lain, Mugiyanto, mengatakan hama ulat hijau ini memakan bagian batang dan daun tanaman bawang merah. Walhasil banyak yang rusak dan bisa mengurangi produktivitas hasil panen yang rencananya berlangsung dua pekan mendatang.
"Nanti tanaman jadi kurang sehat, karena harus pembentukan buah tapi diserang daunnya, atau batangnya nanti hasilnya kurang maksimal. Ada kekhawatiran gagal panen sekitar 15 hari ke depan," ucapnya.
Mugiyanto berharap masalah hama ini bisa mendapat perhatian pihak terkait. Sejauh ini kata Mugiyanto petani sudah menerima bantuan berupa penangkal hama dari pemerintah, tetapi masih belum ampuh menanggulangi persoalan tersebut.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) DIY, Suharto, mengatakan pihaknya sudah melakukan pemantauan di lokasi kemunculan hama di lahan pertanian Srikayangan. Sejauh ini proses pendataan lahan terdampak masih berlangsung.
Meski begitu pihaknya sudah melakukan pengamatan terhadap sejumlah lahan terdampak dan memang ditemukan populasi hama ulat hijau yang merusak tanaman.
"Kalau sekarang ini baru spot-spot saja, sehingga nanti spot-spot itu harus dikendalikan secara lebih intensif lagi," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Suharto mengatakan hama ulat hijau menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup tanaman bawang merah di sini. Apalagi jika populasinya banyak, sehingga berisiko gagal panen.
"Kalau populasinya tinggi ya bisa merusak, bisa gagal panen. Tapi kan kita masih ada upaya dari desa, Kalurahan, pemerintah provinsi dan menyeluruh," ucapnya.
Menurutnya kemunculan hama ulat hijau baru ditemukan di Kulon Progo. Belum ada temuan lain di wilayah DIY, termasuk kabupaten Bantul yang merupakan tetangga kabupaten ini.
"Kayaknya masih di sini aja. Untuk Bantul belum ada karena wilayahnya jauh to," sebutnya.
Terkait penyebab munculnya hama ini, Suharto menyebut soal perubahan cuaca ekstrem. Hal itu memicu ulat bulu berkembang lebih masif.
"Ini kan cuaca yang cukup ekstrem, kadang hujan, panas yang tinggi jadi bisa muncul itu," terangnya.
Disinggung soal upaya antisipasi yang dilakukan pemerintah, Suharto mengatakan untuk sementara ini pihaknya menekankan penggunaan agen hayati sebagai penangkal hama alami. Beberapa agen hayati yang digunakan meliputi Beauveria bassina, Pseudomonas fluorescens (PF), Bacilus Subtilis dan Metarhizium Anisopliae.
Namun jika penggunaan agen hayati tidak berhasil dan populasi hama semakin meningkat, pihaknya akan memanfaatkan pestisida kimia.
"Seandainya kondisi sudah di atas ambang ya kita terpaksa menggunakan pestisida kimia tapi kita minimalkan, tidak langsung menyeluruh malah nanti residunya cukup tinggi untuk tanaman," terangnya.