Puluhan muda-mudi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ambil bagian dalam lomba Nglarak Blarak (Nglabrak). Permainan tradisional khas Bumi Menoreh ini adalah gabungan antara olahraga, seni, dan hiburan.
Kegiatan bertajuk Festival Nglarak Blarak 2022 ini digelar di Lapangan Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. Sebanyak 12 kontingen karang taruna perwakilan seluruh kapanewon di Kulon Progo adu kecepatan dan ketangkasan dalam festival tersebut.
"Ini kegiatan yang merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan kita, yaitu permainan tradisional (Nglabrak). Jadi permainan tradisional ini merupakan salah satu karya budaya yang sekaligus di dalamnya ada olahraga dan hiburan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Niken Probo Laras, saat ditemui di lokasi acara, Minggu (28/8/2022).
Permainan tradisional ini membutuhkan 12 pemain yang dibagi menjadi dua tim untuk ditandingkan. Masing-masing tim diisi tiga perempuan dan tiga laki-laki.
Selain itu juga membutuhkan satu wasit, satu asisten wasit dan satu pencatat nilai. Agar lebih meriah maka ditambahkan para pemain musik. Tak lupa peserta menggunakan kostum yang unik.
Adapun perlengkapan yang wajib ada dalam permainan ini antara lain pelepah daun kelapa (blarak), alat penderes nira (bumbung), keranjang kelapa, serta musik gamelan pengiring. Tim dianggap menang jika mampu mengumpulkan bumbung paling banyak.
Niken menjelaskan Nglabrak sudah berkembang di Kulon Progo sejak 2014 silam. Permainan ini terinspirasi dari aktivitas para penderes kelapa.
Nglabrak pernah ditetapkan sebagai penyaji terbaik dalam Festival Olahraga Tradisional Nasional 2014 dan 2016. Selain itu juga terpilih untuk mewakili Indonesia dalam The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games 2016.
"Ini diinisiasi dari banyaknya penderes di kabupaten Kulon Progo, sehingga ini diwujudkan permainan tradisional, tentu permainan tradisional itu banyak ya, mulai dari ingkling, gerobak sodor, semuanya kita lestarikan termasuk karya baru, yang sudah menembus kancah internasional ini juga kita lestarikan," jelas Niken.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
(rih/ahr)