Gelaran Djogjantique Day #6 di Jogja Expo Center (JEC) Kapanewon Banguntapan, Bantul berlangsung meriah dihadiri oleh ratusan bikers. Bahkan, bikers lansia asal Malaysia hingga perempuan meramaikan acara tersebut.
Salah satu bikers dari Malaysia bernama Captain Tjua mengaku sudah beberapa kali mendatangi event motor klasik di Indonesia. Tjua menjelaskan, kedatangan kali ini sebagai bentuk dukungan untuk Motor Antique Club (MAC) Yogyakarta sekaligus mempromosikan event motor antik di Malaysia bulan depan.
"Sudah beberapa kali ke Indonesia. Sebab saya rasa MAC Yogyakarta yang paling mantap, pertumbuhan MAC banyak didominasi muda-muda yang handal," katanya saat ditemui di JEC, Bantul, Jumat (5/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapat peluang untuk datang ke sini melihat banyak motor klasik berbagai jenis. Selain itu, tujuan datang sekalian untuk promosi event motor klasik di Malaysia bulan September," lanjut Tjua.
Kendati demikian, pria yang sudah berkecimpung di dunia motor tua sejak tahun 1981 ini mengaku tidak melakukan perjalanan dari Malaysia ke Indonesia, khususnya Jogja. Tjua menyebut hanya mengendarai motor dari rumah salah satu temannya di Jogja.
"Ini motor pinjam kawan di Jakarta. Ini tadi hanya riding dari rumah kawan di Jogja sampai JEC. Tapi mungkin saya berangkat jambore ke Makassar, nanti beli satu (motor) ke sini," ucapnya.
Sementara itu, bikers wanita asal Kota Jogja bernama Rena Junika mengaku sengaja datang karena ingin berkumpul dengan sama-sama penghobi motor tua. Terlebih di Djogjantique Day Rena bisa melihat banyak motor-motor tua dari berbagai pabrikan.
"Menariknya motor-motor yang jarang-jarang kita lihat keluar semua di sini, dan bisa kumpul sama orang yang sehobi," katanya.
Terkait sejak kapan menyukai motor tua, wanita berhijab ini mengaku belum lama. Sedangkan alasannya, Rena mengaku karena ingin mencari sesuatu yang berbeda.
"Suka motor tua ini baru sekitar dua tahun. Kalau tertarik motor antik karena seru aja, banyak teman baru, terus biar motor-motor antik masih dilestarikan. Selain itu ingin cari yang berbeda saja, anti mainstream," ucapnya.
Soal tunggangannya, Rena mengaku memilih motor BMW R25 tahun 1956. Menurutnya, dengan motor tersebut Rena pernah melakukan perjalanan Bandung-Jogja.
"Paling jauh Bandung-Yogyakarta naik motor. Beli motor ini sudah lama, dulu masih di bawah Rp 100 juta waktu belinya," katanya.
Menyoal perawatan motor tua, Rena mengaku tidak terlalu susah. Pasalnya jika rusak Rena Memilih membawanya ke bengkel
"Merawatnya tidak terlalu susah, cuma sparepart-nya yang susah dan kalau rusak saya bawa ke bengkel," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut...
Ketua MAC Jogja Admaji Apriliyanto mengatakan Djogjantique Day 2022 bertajuk 'Gumregass'. Menurutnya, gumregah adalah kosa kata Bahasa Jawa yang berarti semangat, bangkit dan optimisme.
"Dan tahun pandemi kemarin membuat kami tidak bisa mengadakan ajang silahturahmi sesama penggemar motor tua seluruh Indonesia. Karena itu kami ingin bangkit dan penuh semangat dalam acara ini, dan karena kami anak motor jadi pakai kata gumregass," katanya kepada wartawan di JEC, Bantul.
Selanjutnya, area sayap barat outdoor dari JRV akan disusun menjadi satu lokasi yang lengkap, mulai dari edukasi, seni, hiburan, area merchandise dan kuliner. Nantinya, motor-motor antik dari teman-teman seluruh Indonesia yang datang akan ditata sebagai edukasi dan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
"Jadi tidak ada kontes, melainkan teman-teman yang datang akan diseleksi dulu motornya jenis apa. Misal yang motornya BSA ditata di sisi sana dan yang Triumph di sisi sini, ya intinya kami ingin melibatkan peserta yang datang ke acara Djogjantique Day," ucapnya.
Menyoal dari mana saja peserta yang akan meramaikan Djogjantique Day, Admaji menyebut dari seluruh Indonesia. Untuk yang sudah pasti adalah dari 67 cabang MAC di seluruh Indonesia.
"Target kami yang datang sekitar 1.500 bikers, tapi sangat mungkin jumlahnya lebih dari itu. Selain dari Indonesia, besok juga ada bikers dari Malaysia dan Thailand yang konfirmasi hadir," ujarnya.
Selain itu, acara yang berlangsung dua hari ini akan diisi tarian tradisional dan jathilan sampai beragam aliran musik. Sedangkan pameran seni akan mengangkat isu daur ulang sampah logam menjadi sebuah karya seni patung dari salah seorang anggota MAC Jogja yakni Eri Sudarmono.
"Besok juga akan ada tiga replika robot dari onderdil motor karya Eri Sudarmono. Nah, satu dari tiga karya itu konsepnya beda dari biasanya dan itu yang akan kami lelang," katanya.
Admaji juga menambahkan, bahwa Djogjantique Day 2022 terbuka untuk umum. Selain itu, pihaknya sama sekali tidak memungut biaya masuk ke acara tersebut.
"Untuk HTM (harga tiket masuk) free alias gratis, tidak pernah berbayar untuk Djogjantique Day itu. Kenapa? Karena acaranya didedikasikan untuk masyarakat dan Djogjantique itu sejatinya untuk ajang silaturahmi dan mengedukasi masyarakat soal motor antik," ujarnya.