BKKBN soal Banyak SD Kurang Murid: Kini Masih Menggelembung di Tengah

BKKBN soal Banyak SD Kurang Murid: Kini Masih Menggelembung di Tengah

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 27 Jun 2022 15:52 WIB
Lecture room or School empty classroom with Student taking exams, writing examination for studying lessons in high school thailand, interior of secondary education, whiteboard. educational concept
Ilustrasi. (Foto: iStock)
Gunungkidul -

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul menyebut banyaknya SD yang kekurangan murid salah satunya faktor keberhasilan program Keluarga Berencana (KB). Menanggapi hal itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai saat ini kesadaran masyarakat akan KB tinggi sehingga jumlah balita lebih sedikit dibanding remaja.

"Ya boleh saja anda bilang ada sekolah yang kekurangan murid. Tapi itu kan juga itu karena riwayat dulu kebanyakan sekolah," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo usai menghadiri launching gerakan orangtua asuh peduli stunting di Pedukuhan Ngalang Ombo, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Senin (27/6/2022).

Banyaknya sekolah itu, kata Hasto, karena zaman dahulu banyak orang-orang yang memiliki banyak anak. Namun, saat ini hal tersebut berubah dengan lebih sedikitnya jumlah balita dibanding remaja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya apa? Sekarang ini kan menggelembung di tengah, remajanya banyak, balitanya sedikit, orang tuanya sedikit, sekarang kan bentuknya seperti itu," ucapnya.

"Karena riwayatnya dulu banyak anaknya sehingga masa lalu kita bikin sekolah banyak-banyak. Lha kalau sekarang sudah KB-nya bagus, anaknya 2-3 ya wajarlah," lanjut Hasto.

ADVERTISEMENT

Sehingga Hasto mengamini hal tersebut karena keberhasilan program KB saat ini. Bahkan, Hasto memberikan beberapa contoh keberhasilan KB di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seperti halnya rata-rata perempuan melahirkan mencapai 1,9.

"Jadi sekarang ini menunjukkan KB ini berhasil buktinya apa? Karena piramida penduduknya itu di bawah kecil, jadi jumlah balita lebih sedikit daripada remaja. Berarti dulu waktu remaja itu bayi memang waktu itu anaknya banyak tapi sekarang kan sudah berubah," ujarnya.

"Bukti kedua, di DIY ini rata-rata per orang melahirkan, per perempuan 1,9. Jadi tidak sampai dua dan itu menunjukkan kesadaran yang luar biasa akan KB," imbuh mantan Bupati Kulon Progo ini.

Disdik Gunungkidul menyebut keberhasilan KB membuat banyak SD kurang murid. Simak halaman selanjutnya..

Sebelumnya diberitakan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul menyebut hingga hari terakhir penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat sekolah dasar negeri (SDN) ada 5 sekolah yang kekurangan murid. Disdikpora menilai hal itu karena berhasilnya program keluarga berencana (KB).

Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko mengatakan, bahwa untuk sekolah yang kekurangan siswa khususnya SD sebenarnya tidak hanya terjadi tahun ini. Mengingat beberapa tahun lalu sudah terjadi, seperti halnya di Kapanewon Dlingo, Kapanewon Sedayu termasuk di SD N Bongsren, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul.

"Jadi tidak ada masalah, memang ada sekolah yang kekurangan murid tapi di bawah 10 (sekolah)," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (16/6).

Dia menilai kekurangan murid yang dialami lima SD negeri di Bantul karena keberhasilan program KB di masyarakat. Di mana hal itu membuat jumlah anak-anak terbilang sedikit.

"Karena memang ini yang pertama tandanya KB berhasil. Saya juga senang itu berarti kesadaran masyarakat akan KB sudah bagus," ucapnya.

Senada dengan Isdarmoko, Sekretaris Disdik Gunungkidul Winarno mengungkapkan, bahwa untuk SD non favorit memang mengalami kekurangan murid untuk tahun ini. Menurutnya, hal tersebut karena lulusan TK tidak sebanding dengan kuota penerimaan SD.

"Itu (SD kekurangan murid) mungkin dampak dari keberhasilan KB (keluarga berencana). Tahun ini saja lulusan TK sekitar 7.500 sedangkan kuota SD kan sekitar 14 ribu. Sehingga wajar jika ada beberapa SD yang mendapatkan sedikit murid," ujarnya saat dihubungi detikJateng, Kamis (23/6/2022).

Winarno menjelaskan, bahwa jumlah SD Negeri di Gunungkidul ada 468 sekolah. Sedangkan ditambah dengan SD swasta jumlahnya menjadi sekitar 500 sekolah.

Halaman 2 dari 2
(aku/mbr)


Hide Ads