Universitas Gadjah Mada (UGM) kini punya Fabrication Laboratory atau Fab Lab. Fasilitas ini memungkinkan masyarakat khususnya para pengusaha UMKM membuat prototipe produknya dengan biaya yang lebih murah sekaligus mendapat pendampingan dari tim ahli.
Fab Lab terletak di Kompleks Field Research Center (FRC) UGM di Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pendirian Fab Lab ini merupakan salah satu upaya UGM dan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Technical Cooperation Project untuk memberdayakan masyarakat Kulon Progo.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Djagal Wiseso Marseno mengatakan sistem Fab Lab ini adalah dengan pendekatan open innovation yang menjunjung tema Jogja Open Innovation for Community Enhancement (JOICE).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya Fab Lab, masyarakat diharapkan dapat mencari solusi-solusi teknis atas permasalahan ataupun menjadi tempat dikembangkannya inovasi berbasis potensi lokal Kulon Progo," ujarnya dalam jumpa pers di FRC UGM, Selasa (31/5/2022).
Djagal menerangkan Fab Lab ini digagas oleh profesor Neil Gershenfeld di The Center for Bits and Atoms, Massachusetts Institute of Technology (MIT). Idenya sederhana yaitu menyediakan lingkungan, keterampilan, bahan dan teknologi canggih untuk membuat berbagai hal dengan murah dan cepat.
Fab Lab memberikan keuntungan antara lain berkurangnya risiko investasi awal dengan memungkinkan pengusaha kecil dan menengah untuk membuat prototipe dengan murah. Selain itu juga dimungkinkan pembuatan sejumlah produk secara berbeda menggunakan bahan-bahan lokal berdasarkan kebutuhan lokal.
"Keuntungan lainnya adalah terfasilitasinya pembentukan masyarakat yang berorientasi pada daur ulang melalui daur ulang bahan limbah lokal dan timbulnya kontribusi nyata untuk merealisasikan masyarakat rendah karbon dengan mengganti transportasi produk dengan transmisi data," jelas Djagal.
Dalam rangka memperkenalkan open innovation berbasis Fab Lab tersebut, UGM bersama JICA menggelar Ideathon 2022 dengan tema Jogja Open Innovation for Community Enhancement. Ideathon yang digelar di Gedung FRC UGM ini bertujuan untuk mencari ide-ide inovatif untuk mencari solusi atas beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat Kulon Progo.
Adapun pada masa inisiasi ini, Fab Lab akan fokus pada pengembangan prototipe untuk smart agriculture, goat milk, dan wood pellet. Tiga produk ini dipilih karena merupakan potensi yang jamak ditemui di Kulon Progo.
"Pada saat ini UGM fokus pada 3 tema utama yakni pertanian, peternakan dan kehutanan karena kami sadar bahwa sebagian besar masyarakat Kulon Progo menggantungkan hidupnya pada ketiga sektor tersebut," ujar Djagal.
Dengan pendekatan open innovation, ide atau solusi diharapkan tidak hanya datang dari perguruan tinggi, tetapi juga bisa hadir dari petani dan dunia usaha. Oleh sebab itu, dalam Ideathon ini, peserta yang terlibat tidak hanya datang dari mahasiswa tetapi juga siswa SMK Pertanian Nanggulan, kelompok tani dan juga industri dan startup.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kulon Progo, Triyono optimistis kehadiran Fab Lab diyakini bisa meningkatkan perekonomian Kulon Progo.
"Dan yang tidak kalah penting adalah sarana ini dapat menarik perhatian generasi muda untuk bekerja di bidang pertanian. Sekarang bertani tidak harus berpanas-panas dan kotor-kotor di sawah tetapi bisa sambil rebahan di rumah menggunakan teknologi internet," pungkas Triyono.
Para petani juga menyambut baik pembangunan sarana Fab Lab ini. Mereka berharap dengan adanya Fab Lab, masalah yang mereka hadapi di lahan dapat teratasi.
"Bila saya sakit itu saya pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk cari obat. Dulu bila saya ada masalah di ladang, saya bingung mau kemana. Tapi sekarang saya tahu saya bisa mencari solusi di Fab Lab ini," ujar Ketua Kelompok Tani Sido Dadi, Ngatimin.
(ams/sip)