5 Domba Pedagang Ternak Baturetno Bantul Positif Terjangkit PMK

5 Domba Pedagang Ternak Baturetno Bantul Positif Terjangkit PMK

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 25 Mei 2022 17:01 WIB
Usai ditemukan penyakit mulut dan kuku, pasar hewan di Kulon Progo didisinfektan, Minggu (15/5/2022).
Usai ditemukan penyakit mulut dan kuku, pasar hewan di Kulon Progo didisinfektan, Minggu (15/5/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Bantul -

Hasil uji sampel 5 ekor domba milik pedagang ternak di Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Bantul, yang diambil Senin (23/5) telah keluar. Hasilnya, kelima ternak itu positif terkena penyakit mulut dan kulit (PMK).

"Hasilnya yang 5 itu (5 sampel domba yang diambil BBVet Wates hari Senin dari pedagang ternak di Baturetno, Banguntapan) positif PMK," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul Joko Waluyo kepada wartawan di Bantul, Rabu (25/5/2022).

Secara rinci, Joko menjelaskan 5 sampel domba itu berasal dari 56 ekor ternak milik pedagang ternak di Baturetno yang sebelumnya menjual domba ke Berbah Sleman. Di mana 9 domba yang dijual ternyata terpapar PMK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini ternak yang sisa dari sampel kemarin sudah kita isolasi selama 2 pekan terhitung sejak Sabtu (21/5/2022). Jadi di sana (kandang milik pedagang ternak di Baturetno) selain petugas dilarang masuk ke kandang dan ternak itu kita obati," ujarnya.

Menyoal dari mana asal penyebaran PMK di Bantul, Joko mengaku masih menelusurinya. Mengingat, pedagang ternak di Baturetno mengaku membeli domba dari Kabupaten Garut, Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Dia kan pedagang, termasuk yang di Sleman itu beli dari dia. Nah, yang (beli) dari Garut itu dari pedagang atau peternak langsung kami tidak tahu, saat ini masih ditelusuri," ucapnya.

Menyikapi temuan tersebut, dia meminta agar masyarakat tidak panik. Di sisi lain, pihaknya tengah menggencarkan pengawasan lalu lintas ternak di Bantul.

"Langkah kita lebih intens dalam pengawasan ternak, dan sosialisasi ke masyarakat. Kita tingkatkan jangan sampai masyarakat panik karena itu bukan zoonosis, kalau ternak mati bangkai harus dikubur. Seandainya pun disembelih kan daging dimakan tidak masalah, cuma jeroan, kepala kambing kita kubur, kan itu," katanya.

Sebagaimana diketahui, DKPP Bantul menyebut 9 ekor domba yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sleman berasal dari penjual ternak di Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Bantul. SBBVet Wates kemudian mengambil sampel 5 ekor domba milik penjual tersebut.

Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengatakan, bahwa dari penelusuran pihaknya ternyata penjual ternak di Kalurahan Baturetno mengambil domba dari Garut. Selanjutnya domba-domba tersebut dijual kepada peternak di Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman.

"Jadi pedagang itu biasanya memasok domba untuk warung sate klatak. Selain itu juga ada yang dijual kepada peternak dan ada yang akan dijual untuk Idul Adha mendatang," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (23/5).




(aku/sip)


Hide Ads