11.317 Hewan Ternak di Jatim Terjangkit PMK

11.317 Hewan Ternak di Jatim Terjangkit PMK

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Sabtu, 11 Jan 2025 21:31 WIB
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono melakukan peninjauan di KUD SAE Pujon, Kabupaten Malang.
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono melakukan peninjauan di KUD SAE Pujon, Kabupaten Malang/Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim
Malang -

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali melonjak di Jawa Timur. Belasan ribu hewan ternak di Jatim terjangkit wabah ini.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sejak 1 Desember 2024 hingga 10 Januari 2025, tercatat ada sebanyak 11.317 kasus PMK.

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, sekitar 70% dari jumlah tersebut sedang dalam proses penyembuhan, sementara 22% sudah dinyatakan sehat kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan sisanya (8%) ada yang mati dan ada yang dipotong paksa tapi tidak banyak," kata Adhy saat meninjau vaksinasi di kandang komunal UPT Pakan Ternak milik KUD SAE Pujon, Kabupaten Malang, Sabtu (11/1/2025).

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengambil langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. "Kita betul-betul mengantisipasi dengan mulai kembali PMK," ujar Adhy.

ADVERTISEMENT

Salah satu langkah yang dilakukan adalah vaksinasi massal pada hewan ternak. Hingga kini, sebanyak 25 ribu dosis vaksin telah disiapkan, dan jumlah tersebut akan terus ditambah melalui alokasi dari APBD dan Kementerian Pertanian.

"Kita kemarin dari Kementerian Pertanian itu dapat 1,4 juta. Memang butuhnya sekitar 6-7 juta. Ini akan terus dimasifkan seiring dengan peningkatan PMK," jelasnya.

Adhy juga mendorong koperasi dan perusahaan besar untuk mandiri dalam penanganan PMK agar penyebaran wabah dapat ditekan.

Selain vaksinasi, Pemprov Jatim memperketat pengawasan lalu lintas perdagangan ternak. Jika kasus PMK terus meningkat, penutupan sementara pasar hewan menjadi opsi terakhir, meski berdampak pada perekonomian masyarakat.

"Tapi kami tidak sampai sana dulu karena kami lebih mempertimbangkan urusan bagaimana ekonomi masyarakat," kata Adhy.

Saat ini, tiga daerah di Jawa Timur telah menutup pasar hewannya sementara waktu, yaitu Kabupaten Tulungagung, Situbondo, dan Ponorogo.

"Tetap kami kontrol terus, ketika sudah teratasi akan dibuka lagi. Upaya penanganan ini harus terus beriringan, dengan upaya kita mengatasi penyakit dan ekonomi terus bergeliat," tandasnya.




(hil/iwd)


Hide Ads