Pernyataan Lengkap Guru Besar UGM soal Dugaan Ujaran Kebencian ke Ade Armando

Pernyataan Lengkap Guru Besar UGM soal Dugaan Ujaran Kebencian ke Ade Armando

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 18 Apr 2022 18:30 WIB
Guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya, Senin (18/4/2022).
Guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya, Senin (18/4/2022). (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng)
Solo -

Terkait dugaan ujaran kebencian soal kasus pengeroyokan Ade Armando, Guru Besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya memberi pernyataan hari ini. Dalam pernyataannya, Karna menyampaikan permintaan maaf.

Karna mengakui dirinyalah yang mengunggah postingan terkait Ade Armando di akun media sosialnya. Namun, dia berdalih komentarnya itu hanya sebatas guyonan biasa.

"Saya memposting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan, gojekan sangat biasa sekali. Bahkan mungkin statement-statement yang dibuat katakanlah Ade Armando dan sebagainya itu lebih sadis ya. Tapi ini kan hanya sebuah gojekan saja terhadap kejadian seperti itu," kata Karna ditemui wartawan di Balairung UGM, Sleman, DIY, Senin (18/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karna menyebut ia tidak hanya mengomentari kasus Ade Armando. Banyak kasus seperti klithih, sosial ekonomi, dan kriminal lainnya. Akan tetapi hanya postingan Ade Armando yang menurutnya 'digoreng'.

"Sebenarnya tidak hanya kasus Ade Armando, ada kasus klithih, kasus yang lain begal, ada kasus sosial politik, ekonomi juga yang ada di situ tapi tidak digoreng, yang digoreng hanya yang Ade Armando saja," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Dalam postingan saya itu saya kira juga tidak vulgar itu hanya gojekan biasa," imbuhnya.

Ia melanjutkan salah satu postingan yang digoreng adalah komentarnya yang berisi kata-kata 'sembelih'. Ia mengklaim jika komentar itu ditujukan ke postingan lain dan tidak terkait dengan Ade Armando.

Karna menyebut ada pihak lain yang mengedit postingan itu seakan-akan untuk mengomentari Ade Armando. Postingan itu kemudian diunggah di grup Facebook Kagama oleh orang tanpa sepengetahuannya.

"Ada kata-kata 'disembelih', padahal kata-kata disembelih itu berasal dari statement di postingan lain, bukan dalam konteks Ade Armando," tegasnya.

"Saya, kata 'sembelih' itu juga tidak pada Ade Armando, pada konteks lain yang diambil orang itu diedit dan masukkan satu frame bahwa saya melakukan ujaran kebencian. Padahal hanya guyonan saja dan pemilihan diksinya," imbuhnya.

Postingan lain yang membuat gaduh adalah tentang kolase foto beberapa tokoh dengan caption 'SATU PERSATU DICICIL MASSA'. Dalam unggahan itu, foto Ade Armando dicoret.

Sekali lagi, Karna mengaku jika unggahan itu hanya sebatas guyonan. Postingan itu pun dia ambil dari postingan lain.

"Itu memang, itulah gojekan ini. Memang saya mengupload itu sebagai gojekan wah ini dicicil massa itu juga ambil dari postingan lain, terus ada dicicil massa itu sebenarnya guyonan," sebutnya.

Meski berdalih postingannya itu sebatas gojekan, namun Prof Karna tetap menyampaikan permohonan maafnya.

Dia meminta maaf ke publik karena pilihan diksi yang akhirnya membuat kegaduhan.

"Jadi sekali lagi kalau statement ini menimbulkan kegaduhan, saya sekali lagi mohon maaf kepada publik," ujar Karna.

"Ini sedang diproses di UGM dan nanti yang berhak menjawab soal ini semuanya adalah humas ya. Tentu saja setelah keputusan dari rektor muncul saya tidak bisa bertindak lebih jauh," kata dia.




(sip/rih)


Hide Ads