Tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul menyentuh 44%. Dinkes Gunungkidul menyebut hal itu karena penyediaan tempat tidur (TT) dilakukan secara bertahap sehingga terkesan penuh.
"Kita kan menyiapkan TT COVID-19 bertahap sesuai kebutuhan," kata Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).
Pasalnya, jika langsung menyediakan banyak TT untuk COVID-19 akan membuat data BOR terlihat rendah. Sedangkan pihaknya ingin seefisien mungkin memanfaatkan ketersediaan TT baik untuk pasien COVID-19 dan non COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin banyak TT yang disediakan, BOR akan makin rendah tapi banyak TT yang sayang tidak dipakai," ucapnya.
Baca juga: DBD di Kulon Progo Tembus 290 Kasus! |
Oleh sebab itu pihaknya mengambil langkah menyediakan TT untuk COVID-19 secara bertahap. Tujuannya, kata Dewi, agar TT yang kosong bisa digunakan untuk menangani pasien non COVID-19.
"Karena kalau langsung banyak kan kasihan RS kalau TT-nya kosong, mestinya bisa dipakai untuk non COVID-19. Yang penting RS kita minta punya skenario jika ada peningkatan kasus," ujar Dewi.
Mengingat tahun kemarin pihaknya juga telah menerapkan skenario jika ada peningkatan kasus.
Terkait update BOR, Dewi menyebut BOR RS di Gunungkidul kemarin mencapai 44%.
"Hari ini TT 135 dan dipakai 60, sehingga secara persentase BOR 44 persen. Berarti yang nganggur 135 dikurangi 60 hasilnya ada 75 TT, cukup banyak kan yang kosong," ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, kemarin ada tambahan 66 kasus baru COVID-19. Sehingga jumlah kasus aktif ada 1.342 orang. Sedangkan kasus sembuh bertambah 106 orang dan untuk kasus meninggal dunia bertambah 6 orang.
Berkaca dari data tersebut, saat ini akumulasi kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul menjadi 22.026 orang. Sedangkan total kasus sembuh 19.565 orang. Selanjutnya, kasus yang masih dalam perawatan 1.342 dan kasus meninggal 1.119 orang.
(rih/dil)