Penutupan salah satu jalan di kawasan Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh Keraton Jogja membuat warga setempat terkejut. Terlepas dari polemik tersebut, Pantai Watu Kodok memiliki pesonanya yang menarik banyak wisatawan. Seperti apa?
Mengutip dari website Kemenparekraft, Pantai Watu Kodok termasuk jenis objek atraksi alam yang berada di Tanjungsari, Kemadang, Gunungkidul. Di website tersebut tak tertulis status dan pengelolanya.
Ciri khas dari Pantai Watu Kodok yakni mempunyai pasir putih dan garis pantai yang panjang dengan di lengkapi gazebo sebagai fasilitas penunjang. Nama Watu Kodok konon berasal dari adanya karang menyerupai bentuk kodok di pantai tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya menyajikan pemandangan alam yang indah, kawasan Pantai Watu Kodok juga memiliki area camping yang sudah mulai dikelola dan dijaga oleh warga setempat. Semakin berkembangnya wisata di Pantai Watu Kodok membuatnya tak pernah sepi pengunjung terutama saat masa liburan.
Diberitakan sebelumnya, jalan menuju kawasan camping ground Pantai Watu Kodok ditutup oleh Keraton Jogja kemarin. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pantai Watu Kodok mengaku kaget dengan penutupan itu.
"Terkait dengan penutupan ini tadi itu sebenarnya saya tidak tahu informasi dari mana pun. Tahu-tahu saya datang ada penutupan dari Keraton Ngayogyakarta bersama polisi-polisi," kata Ketua Pokdarwis Pantai Watu Kodok, Heru Sumarno, kepada wartawan di Pantai Watu Kodok, Jumat (25/2).
Menurut Heru, tidak ada sosialisasi sebelumnya soal penutupan jalan cor blok menuju kawasan perbukitan di sekitar Pantai Watu Kodok itu. Kendati demikian, Heru menyebut warga sekitar mengetahui kawasan itu memang masuk Sultan Ground (SG).
Heru mengungkapkan jalan cor blok yang ditutup itu merupakan akses menuju ke camping ground Watu Kodok yang saat ini tengah dikembangkan oleh warga. Selain itu, jalan cor blok tersebut juga dimanfaatkan sebagai akses warga.
Terkait keberadaan warga di lokasi saat proses penutupan jalan, Heru menyebut bukan bentuk blokade. Kebetulan setiap hari Jumat, warga rutin kumpul untuk beraktivitas.
Untuk itu Heru berencana akan meminta penjelasan ke Panitikismo Keraton Jogja terkait penutupan jalan tersebut. Untuk diketahui, panitikismo adalah tepas atau lembaga yang mengurus tanah-tanah milik Keraton Jogja atau Sultan Ground (SG).
(sip/aku)