Kasus COVID-19 di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat 162 kasus baru hari ini. Kasus baru ini berasal dari 10 kapanewon yang tersebar di Kulon Progo.
"Pada hari ini kami umumkan adanya penambahan kasus baru sebanyak 162. Rinciannya 142 positif berdasarkan test PCR dan 20 kasus dari hasil antigen," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati kepada wartawan, Minggu (13/2/2022).
Berdasarkan data Satgas, temuan kasus itu berasal dari 10 kapanewon yakni Galur, Temon, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh dan Sentolo. Mereka yang positif berasal dari berbagai sumber, di antaranya hasil surveilans pembelajaran tatap muka (PTM), kontak erat kasus sebelumnya serta diagnosis suspek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baning mengungkap mayoritas kasus baru itu tanpa gejala. Oleh karena itu kebanyakan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Baning mengatakan pihaknya masih mengkaji penyebab melonjaknya kasus ini. Adapun tambahan kasus ini disebut naik signifikan, karena sejak awal 2022 lalu, rata-rata penambahan kasus kurang dari 50 kasus per hari.
"Untuk sementara ini masih kami kaji ya," ujarnya.
Baning mengatakan penambahan kasus ini seiring dengan penambahan kasus lain di kabupaten dan kota yang ada di DIY. "Artinya peningkatan kasus ini tidak hanya Kulon Progo tetapi juga DIY, dan dimungkinkan juga secara nasional," ucapnya.
Menindaklanjuti hal itu Satgas COVID-19 Kulon Progo berkoordinasi dengan satgas tingkat kapanewon dan kalurahan terkait pelaksanaan surat dari Sekda No 140/0140 tertanggal 5 Februari 2022 tentang optimalisasi fungsi posko penanganan Covid-19 di Kalurahan.
"Hal ini adalah untuk mengantisipasi apabila ada keluarga yang rumahnya tidak memenuhi syarat untuk digunkana sebagai tempat isolasi diharapkan desa kembali mengoptimalkan," ujarnya.
Ada 143 shelter berkapasitas 630 TT
Baning mengatakan ada 143 selter di tingkat kalurahan yang mampu menampung 630 tempat tidur. Selain itu pihaknya juga sudah mempersiapkan isolasi terpadu rusunawa Giripeni yang mampu menampung 96 tempat tidur bila sewaktu-waktu diperlukan sudah bisa langsung digunakan.
"Kita juga melakukan koordinasi dengan relawan, untuk persiapan ambulan. Sudah ada tercatat kurang lebih 24 ambulans milik masyarakat, selain dari TRC BPBD," jelasnya.
Di samping itu pihaknya juga sudah mengidentifikasi kembali 125 tempat tidur yang tersedia di rumah sakit baik rumah sakit pemerintah atau swasta untuk disiagakan jika sewaktu-waktu masyarakat membutuhkan pelayanan.
"Segala persiapan sudah kami lakukan, harapannya kasus tidak meningkat lagi ya," ujar Baning.
(ams/ams)