Ada Kasus Antraks, Bagaimana Harga Ternak di Gunungkidul?

Ada Kasus Antraks, Bagaimana Harga Ternak di Gunungkidul?

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 02 Feb 2022 14:01 WIB
Suasana di Pasar Hewan Siyono, Gunungkidul, Rabu (2/2/2022).
Suasana di Pasar Hewan Siyono, Gunungkidul, Rabu (2/2/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Gunungkidul -

Munculnya kasus hewan ternak yang mati karena terpapar antraks belum mempengaruhi jual-beli ternak di Pasar Hewan Siyono, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Gunungkidul. Meski begitu, dokter hewan disiagakan untuk memastikan ternak yang masuk pasar kondisinya sehat.

Salah seorang penjual ternak asal Kapanewon Panggang bernama Yanto mengaku belum mengetahui soal adanya kasus antraks di Gunungkidul. Terlepas dari hal tersebut, Yanto mengaku harga jual ternak masih stabil.

"Saya malah baru tahu tadi ini (soal kasus antraks). Kalau masalah harga ternak saat ini masih terbilang masih stabil, semoga saja terus stabil," ucap Yanto kepada wartawan di Pasar Hewan Siyono, Gunungkidul, Rabu (2/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Yanto berharap kasus antraks bisa segera terkendali dan informasinya tidak meluas ke mana-mana. Mengingat hal itu akan mempengaruhi harga jual ternaknya.

"Semoga antraks pada ternak tidak menyebar luas dan bisa segera dikendalikan biar harga jual tetap stabil. Karena kita kan butuh pemasukan juga dan selama ini pemasukan berasal dari jualan sapi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Kepala Pengelola Pasar Hewan Siyono Isnaning Suindarti mengatakan, belum ada penurunan jual-beli ternak secara signifikan di pasar tersebut. Menurutnya, penurunan malah terjadi untuk jumlah pengunjung di pasaran kali ini.

"Kalau di sini penurunannya kurang lebih 10 persen. Tapi untuk transaksi masih stabil meski ada penurunan sedikit," ujar Isnaning.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi terhadap pedagang ternak di Pasar Hewan Siyono. Pihaknya bahkan meminta agar hewan ternak yang sakit untuk keluar dari area pasar terlebih dahulu.

"Kalau ada ternak sapi atau kambing yang menunjukkan gejala sakit kami minta agar dibawa keluar dari area pasar. Dokter hewan juga sudah kita siagakan," ucapnya.

Untuk antisipasi, Isnaning menyebut sejak tahun 2019, Pasar Hewan Siyono sudah dilengkapi ruangan dipping. Ruang tersebut merupakan kolam kecil berisi cairan disinfektan yang di sekelilingnya dilengkapi semprotan.

"Untuk dipping di depan itu jadi ruangan penyemprot ada sensornya. Jadi hewan ternak yang masuk disemprot," katanya.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyebut ada belasan hewan ternak yang terdiri dari sapi dan kambing mati akibat antraks. Saat ini Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates sudah melakukan penanganan, sedangkan hasil uji sampel dari 10 warga Gedangsari belum keluar namun satu warga dirujuk ke RSUD Wonosari.

"Yang jelas di Gunungkidul dengan antraks ini betul positif ada. Sekali lagi betul positif ada, ternak ya, yang terkonfirmasi ada beberapa tadi yang disebutkan," kata Bupati Gunungkidul Sunaryanta kepada wartawan di Kabupaten Gunungkidul, Senin (31/1).

Sunaryanta mengatakan untuk hasil dari 10 sampel warga Kapanewon Gedangsari yang mengidap tanda-tanda penyakit antraks, saat ini belum keluar. Namun pihaknya sudah mengambil langkah penanganan terhadap hewan ternak di Gedangsari.

"Sedangkan untuk orang-orang kita yang terindikasi antraks sampai hari ini secara medis belum ada yang dinyatakan itu, kita tunggu saja. Untuk tindak lanjut ada vaksin dan macam-macam itu sudah kita lakukan," ujarnya.




(sip/ams)


Hide Ads