Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Surakarta menceritakan rasa haru mereka usai Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi, meresmikan sekolah tersebut. Para siswa merasa sangat terbantu dengan bersekolah di SRMA 17 Surakarta dapat meringankan beban ekonomi keluarga.
Diketahui, Luthfi meresmikan SRMA 17 Surakarta beberapa hari lalu. Salah seorang siswa SRMA 17 Surakarta, Paris Erin Najma, mengisahkan bahagianya seraya menyeka air matanya karena dapat melanjutkan pendidikannya.
"Itu (Sekolah Rakyat) sangat membantu, karena saya bisa meringankan beban ayahku juga. Karena kan ayah punya tiga anak, aku sudah mulai dewasa. Itu kan banyak biaya," ungkap Paris dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Jumat (18/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gadis tiga bersaudara itu menuturkan, ayahnya sehari-hari bekerja sebagai ojek online (ojol). Paris pun bersyukur dapat melanjutkan sekolah di SMRA 17 Surakarta karena dapat meringankan beban ayahnya.
Paris pun berterima kasih kepada pemerintah sebab keluarga siswi asal Rejosari, Banjarsari, itu hidup dalam kondisi kekurangan.
"Di sini, saya tidak perlu memikirkan biaya melanjutkan pendidikannya. Senang rasanya," ungkapnya.
Pesan ayahnya, Paris mengatakan, dirinya harus fokus untuk belajar. Dia juga akan berusaha untuk menjadi siswa yang baik dan penurut selama menempuh pendidikannya.
"Saya Paris, mohon doanya dari orang tua dan kakak. Semoga saya di sini sehat selalu, dan bisa membanggakan kalian sebagai adik dan anak di keluarga," katanya.
Sementara itu, siswi SMRA 17 Surakarta lainnya, Erzya Putri Setiani, merasa beruntung dapat menempuh pendidikan di sekolah tersebut sebab kondisi ekonomi keluarganya tidak menentu. Dia menyebutkan, ayahnya bekerja sebagai pedagang dan ibunya mengurus rumah tangga.
"Kadang pendapatannya (ayah) ramai, kadang tidak. Jadi tidak pasti. Saya dua bersaudara. Saya masih punya adik," ungkap Eryza.
Eryza merasa beruntung karena mendapatkan pendidikan yang berkualitas, gratis, dan fasilitas sekolah yang terjamin. Dia pun merasa semangat untuk belajar.
"Di sini, teman-teman juga baik, fasilitasnya lengkap, dikasih dan tidak ada yang bayar. Sampai ada sabun mandi, sabun cuci, deodoran, handuk, semua ada. Dan makanannya di sini tidak pernah telat, atau tepat waktu. Di sini kita juga diajarkan disiplin, bertanggung jawab, dan mengatur waktu dengan baik. Semoga bisa sukses dan balas budi ke orang tua," ujarnya.
Selanjutnya siswa SMRA 17 Surakarta, Danindra Hanif Saputro, pun merasa beruntung dapat diterima sebagai siswa SMRA 17 Surakarta. Siswa asal Banjarsari, Solo, itu mendapatkan fasilitas sekolah gratis seperti asrama dan seragam; guru; tenaga pendidik; hingga wali asuh yang berkualitas.
"Saya memilih sekolah di sini, karena ayah saya sudah mengidap penyakit stroke sejak tahun 2020 atau sejak saya SMP. Saya sekolah di sini untuk membantu keluarga. Saya ingin menjadi anak sukses agar bisa membanggakan orang tua, juga mengurangi beban orang tua yang susah payah mencari uang untuk sekolah," kata Hanif.
Kepala SRMA 17 Surakarta, Septhina Shinta Sari, menerangkan terdapat 200 siswa yang terdiri dari 117 laki-laki dan 83 perempuan di sekolahnya. Adapun guru di SRMA 17 Surakarta berjumlah 20 orang dan 12 tenaga pendidik.
Dia menerangkan, para siswa mengikuti beragam kegiatan seperti belajar, beribadah, kebersihan, makan, dan lainnya, yang berlangsung dari pagi hingga malam hari. Adapun sejumlah fasilitas SRMA 17 Surakarta terdiri dari kelas, perpustakaan, laboratorium, masjid, lapangan, dan lainnya.
"Anak-anak tidak dipungut biaya sama sekali. Jadi mulai seragam yang dikirim dari pemerintah pusat, makan disediakan, asrama. Jadi tidak ada pungutan atau harus membayar," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Sadimin, menyebutkan Sekolah Rakyat adalah solusi untuk mengentaskan dan memotong rantai kemiskinan. Dia menyebutkan, ada 9 Sekolah Rakyat yang dibuka di Jateng pada tahap awal.
"Di awal pelaksanaan, telah dibuka 9 sekolah rakyat di Jawa Tengah. Seperti Sekolah Rakyat di Surakarta, Temanggung, Wonosobo, Banyumas, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Pati, Blora, Banjarnegara. Semua pembiayaan dibiayai Kementerian Sosial dengan prioritas keluarga miskin," kata Sadimin.
(afn/apl)