Sekolah Rakyat di Jateng Dimulai di 4 Daerah, Serap 1.000 Siswa Per Sekolah

Sekolah Rakyat di Jateng Dimulai di 4 Daerah, Serap 1.000 Siswa Per Sekolah

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 12 Mar 2025 15:38 WIB
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi usai rapat soal Sekolah Rakyat di Semarang, Rabu (12/3/2025).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi usai rapat soal Sekolah Rakyat di Semarang, Rabu (12/3/2025). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Semarang -

Sekolah Rakyat di Jawa Tengah akan diawali di empat daerah. Hal itu diungkapkan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul usai rapat koordinasi di kantor Gubernur Jateng.

Gus Ipul menjelaskan, saat ini komunikasi dengan Pemprov Jateng dilakukan dan rencananya ada empat tempat yang akan diadakan Sekolah Rakyat.

"Kita punya pusat pelayanan di berbagai daerah. Di Jateng ada empat, akan mulai. Temanggung, Pati, Magelang, Solo, itu yang sudah siap," kata Gus Ipul di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (12/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota bisa menyiapkan lahan. Nantinya lahan yang digunakan untuk sekolah berformat boarding school itu seluas 5 hektare sampai 10 hektare.

"Ke depannya akan dibangun 5-10 hektare untuk jenjang SD, SMP, SMA. Nanti terserap 1.000 siswa satu sekolah, lihat sarana prasarana," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Siswanya diprioritaskan untuk kategori warga miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1. Sekolah Rakyat itu juga merupakan upaya mengentaskan kemiskinan lewat jalur pendidikan.

"Harapannya itu bisa dimulai tahun ajaran 2025-2026. Syarat masuk DTSEN desil 1. Kelompok paling rentan miskin atau miskin ekstrem syarat pertama, setelah itu baru akan ada tes lanjutan," jelas Gus Ipul.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung program tersebut agar kemiskinan berkurang. Dia menyebut di Jawa Tengah sendiri ada 160 ribu anak putus sekolah.

"Beberapa daerah siapkan lahan, baru sosialisasi. Sasarannya miskin ekstrem," kata Luthfi.




(aku/dil)


Hide Ads