Jurus Gubernur Luthfi Tekan Harga Bahan Pokok: Pemerataan Pasokan Pangan

Jurus Gubernur Luthfi Tekan Harga Bahan Pokok: Pemerataan Pasokan Pangan

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Senin, 24 Mar 2025 13:30 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Foto diunggah Senin (24/3/2025).
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. (Foto: dok. Istimewa)
Solo -

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi, mengungkap solusinya untuk menekan harga bahan pokok (bapok) melampaui harga acuan pemerintah (HAP). Luthfi menerangkan caranya adalah pemerataan pasokan pangan.

Hal tersebut disampaikan Luthfi dalam rakor Pengendalian Inflasi Daerah secara daring yang dipimpin Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Senin (24/3/2025). Rapat juga diikuti Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

"Ini untuk menghindari inflasi dengan memaksimalkan potensi wilayah. Jadi koordinasi antardaerah," kata Luthfi dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Senin (24/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luthfi lalu mencontohkan strateginya menekan harga bahan pokok. Menurutnya, jika satu daerah mempunyai produksi pangan tertentu, maka disesuaikan kebutuhannya dengan daerah lain yang masih kekurangan bahan.

"Kalau harga bawang merah tinggi, hasil (panen) di Brebes digeser (daerah lain). Cabai juga geser, tinggal koordinasi kebutuhan logistiknya kita. Saya yakin dinas kita bisa intervensi ke sana sehingga bisa pemerataan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Melalui pemerataan kebutuhan pangan, Luthfi menjelaskan, pihaknya dapat mengintervensi deviasi harga pangan pokok. Dengan begitu diharapkan inflasi dapat dikendalikan.

"Kita harus bisa, selama ini kan itu jadi kendalanya," ucapnya.

Soal gejolak kenaikan harga sejumlah komoditas saat ini, Luthfi berpendapat ada sejumlah faktor yang mempengaruhi. Di antaranya bertambahnya konsumsi masyarakat jelang Lebaran 2025.

Adapun faktor lain karena tingginya curah hujan dan hama patek. Dia menyebut hal tersebut berdampak pada harga bahan pokok di Jateng dan nasional.

"Harga bapokting (bahan pokok penting) kalau dilihat dari HAP, tidak terlalu naik signifikan, kecuali cabai rawit merah keriting yang mencapai Rp 85 ribu," terangnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti. Amalia menjelaskan hama patek dan tingginya curah hujan berdampak terhadap kuantitas dan kualitas hasil panen.

"Posisi Jateng saat ini, Indeks Perkembangan Harga (IPH) 2,23 persen. Pemicunya cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras," kata Amalia.

Amalia menerangkan penyebab inflasi Ramadan 2024 dan 2025 hampir sama, yakni daging ayam ras dan bawang merah saat Lebaran.

"Tahun ini sampai pekan ketiga, yang perlu diwaspadai (inflasinya) cabai rawit," pungkasnya.




(ams/apu)


Hide Ads