Tekan Gejolak Harga, Pemprov Jateng Bikin Gerakan Pangan Murah di 10 Daerah

Tekan Gejolak Harga, Pemprov Jateng Bikin Gerakan Pangan Murah di 10 Daerah

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Selasa, 15 Jul 2025 14:58 WIB
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi saat saat meninjau GPM di Desa Karanggedong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Selasa (15/7/2025).
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi saat saat meninjau GPM di Desa Karanggedong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Selasa (15/7/2025). Foto: dok. Pemprov Jateng
Temanggung - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menekan gejolak harga dan menjaga stabilitas pangan. Pekan ini program tersebut digelar di 10 daerah.

Salah satunya digelar di halaman Kantor Desa Karanggedong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, pun meninjau langsung pelaksanaan program tersebut pada hari ini.

Masyarakat pun antusias menyerbu kantor desa sejak pukul 08.00 WIB. Terlihat para warga membeli beras, minyak goreng, gula, dan bahan pokok lainnya yang dibanderol lebih murah.

Luthfi menerangkan GPM digelar di sejumlah kabupaten dan kota yang inflasinya tinggi. Pihaknya pun menggandeng BUMD PT Jawa Tengah Argo Berdikari (JTAB) dan Bulog untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.

"Ini untuk mengintervensi harga bahan pokok penting. Mulai minyak goreng, beras, gula, dan lainnya, sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat," kata Luthfi usai meninjau kegiatan GPM di Karanggedong seperti dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Selasa (15/7/2025).

"Kenapa kita pilih Desa Karanggedong, memang kita melakukan penetrasi dari mulai stabilisasi harga. Jadi operasi pasar atau stabilisasi harga ini kita menggandeng BUMD, kemudian dinas terkait untuk melakukan intervensi di bapokting, bahan pokok penting, dari mulai minyak goreng, kemudian beras, kemudian gula, kemudian bahan pokok penting lainnya yang ini bisa kita lakukan perbantuan sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat," lanjutnya.

Terpisah, Direktur Utama PT JTAB, Totok Agus Siswanto, menambahkan GPM diselenggarakan di 10 kabupaten dan kota dalam sepekan ini. Adapun 10 kabupaten dan kota itu yakni Kabupaten Temanggung, Blora, Jepara, Kudus, Pekalongan, Sukoharjo, Rembang, Kota Pekalongan, Kota Salatiga, dan Kota Semarang.

"Ini sudah yang ke-5, ada sekitar 10 kabupaten/kota untuk untuk minggu ini saja. Satu bulan ini diinstruksikan untuk operasi pasar. Dipilih kira-kira yang inflasinya paling tinggi, kami akan masuk ke sana," jelas Totok.

Adapun komoditas bahan pokok yang dijual di GPM diambil dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Jateng. Totok mengatakan program tersebut digelar untuk memutus rantai distribusi bahan pokok dari petani ke konsumen sehingga harga jualnya lebih terjangkau.

"Untuk gula pasir dan minyak goreng kami ambil dari PT. Memang, ada subsidi transportasi dari pemerintah, termasuk untuk beras dari Bulog," imbuh Totok.

Adapun bahan pokok yang dijual saat GPM di Temanggung terdiri dari 100 ton beras, 2.000 liter minyak goreng, 400 kg gula pasir, 600 kg telur, 200 kg bawang merah, dan 200 kg bawang putih. Selain itu ada cabai dan sayuran lainnya sebanyak 50 kg.

"Perbandingan harganya gula pasir di luar sampai Rp 17.000 per kg, kita jual Rp 14.000 di sini. Beras di GPM dijual Rp 11.000 per kg, minyak goreng dijual Rp 14.000. Operasi pasar ini diharap dapat menekan harga bahan pokok di pasaran," jelas Totok.

Seorang warga Desa Karanggedong, Ririn, mengaku senang dengan adanya program ini. Sebab, berkat program tersebut dirinya dapat menghemat pengeluaran rumah tangga.

Dia mengaku membeli beras seharga Rp 11.000 per kg, lebih murah dibanding harga di pasar yang mencapai Rp 15.500. Dia juga membeli minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter yang lebih murah dibanding harga di pasar Rp Rp18.000, dan gula seharga Rp 14.000 per kg dibanding di pasar Rp17.000.

"Lumayan, bisa ngirit buat beli sayur. Ini sangat membantu, apalagi musim masuk sekolah," ujar Ririn saat ditemui di lokasi.

Hal senada juga disampaikan warga Karanggedong lainnya, Tuminah. Dia senang ada Gerakan Pangan Murah karena saat ini harga kebutuhan pokok di pasar mengalami kenaikan.

"Terima kasih Bapak Gubernur sudah ada pangan murah, sembako murah. Senang banget karena tiap hari memerlukan ini, apalagi saya tidak punya sawah. Semoga tiap bulan ada pangan murah," ujar ibu rumah tangga yang juga pedagang nasi tersebut.


(ams/ams)


Hide Ads