Ahmad Luthfi Kuatkan Sinergi Distribusi Pangan dan Kemitraan untuk Tekan Inflasi

Ahmad Luthfi Kuatkan Sinergi Distribusi Pangan dan Kemitraan untuk Tekan Inflasi

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Rabu, 16 Jul 2025 13:59 WIB
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, menghadiri High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Gumaya, Semarang, Rabu (16/7/2025).
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, menghadiri High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Gumaya, Semarang, Rabu (16/7/2025). Foto: Dok. Pemprov Jateng
Semarang - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi, terus berupaya menekan laju inflasi di wilayahnya. Berbagai strategi dilakukannya seperti memperkuat sinergi dalam distribusi pangan dan kemitraan.

Hal itu diungkapkan Luthfi dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bertema 'Memperkuat Sinergi Pengendalian Inflasi Guna Mendukung Stabilitas Harga' di Hotel Gumaya, Semarang, Rabu (16/7/2025). Dia menegaskan bahwa langkah konkret, sinergi dalam pengendalian harga, dan menjamin ketersediaan pangan, penting dilakukan.

"Maka kita penetrasi ke daerah lain, sehingga tidak ada inflasi terkait dengan harga itu," kata Luthfi dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng hari ini.

Diketahui, harga beras medium per 8 Juli 2025 rata-rata mencapai Rp 13.565 per kg, melampaui harga acuan penjualan (HAP) sebesar Rp 12.500 per kg. Bahkan di sejumlah daerah seperti Kota Semarang dan Kota Pekalongan, harga beras menembus Rp 14.750 per kg. Kenaikan harga tersebut sejalan dengan naiknya harga gabah kering panen (GKP) petani dari Rp 6.415 per kg menjadi Rp 6.693 per kg.

Menanggapi hal tersebut, Luthfi mengatakan, Pemprov Jateng melalui BUMD sudah menggelar operasi pasar dan mendirikan toko TPID di 11 kabupaten dan kota.

"Itu sudah berjalan. Saya sudah suruh kabupaten kota yang lain agar mendirikan toko TPID," ujar Luthfi.

Luthfi mengatakan, pihaknya pun mendorong penguatan kemitraan lewat skema champion komoditas seperti bawang merah dan cabai rawit. Kemitraan tersebut telah berjalan dengan tanaman cabai di luas lahan 300 hektare dan kolaborasi dengan 15 mitra champion.

Guna memperkuat daya tahan pangan lokal, Luthfi menjelaskan, pihaknya membentuk berbagai BUMD dan koperasi pangan di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Hingga saat ini ada 29 Badan Usaha Milik Petani aktif dan koperasi Merah Putih sebagai andalan distribusi.

Luthfi menekankan, strategi pengendalian inflasi harus dilakukan dalam dua arah kebijakan, yakni jangka pendek melalui optimalisasi pasokan dan distribusi pangan.

"Kita melakukan rapat HLM untuk membahas kenaikan bapok di wilayah kita. Rapat ini untuk penetrasi, tidak hanya terkait harga tetapi juga distribusinya, sehingga masyarakat terlayani," ungkapnya.

Untuk jangka panjang, hal yang dilakukan adalah membangun ekosistem ekonomi digital, penguatan data pangan, hingga pendirian good hub modern dengan fasilitas cold storage.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, menerangkan inflasi di Jateng pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,24% dalam month-to-month. Dia menyebutkan, beras, cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras adalah penyumbang utama inflasi.

Rahmat pun mendukung strategi yang dilakukan Luthfi untuk mengendalikan inflasi.

"Betul disampaikan Pak Gubernur, kita akan fokus pada pengendalian harga bahan pokok penting. Jawa Tengah sudah berhasil di 11 kabupaten/kota, dan Pak Gubernur sudah meminta agar kabupaten/kota lain mengikuti," ujar Rahmat.


(dil/apu)


Hide Ads