Acara dimulai, Selasa (29/3/2022) pukul 19.30 WIB diawali Barongsai dan Liong. Kemudian ada Reog juga yang tampil. Komunitas sepatu roda juga ikut beratraksi di sana. Drumcorps Cendrawasih dari Akademi Kepolisian juga menyambut para tamu yang hadir dan yang menonton secara daring.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno memberikan sambutan lewat tampilan video. Ia menyampaikan apresiasi dan berharap kegiatan itu bisa menjadi ajang promosi wisata yang dampaknya bisa meningkatkan perekonomian.
"Semoga bisa memberikan kontribusi nyata dalam pariwisata Kota Semarang," kata Sandiaga dalam sambutannya, Senin (28/3/2022).
Penampilan defile kostum pertama dengan dominasi warna hijau dan cokelat menggambarkan hutan yang berada di tengah Kota Semarang. Kemudian dari defile Bapenda Kota Semarang menampilkan beserta maskotnya Warag Ngedhog. Kemudian di belakangnya ada rombongan dari Kabupaten Demak dengan tema Nyi Roro Kidul yang dikenal sebagai Ratu Pantai Selatan.
Di belakangnya ada rombongan dari Kota Salatiga dengan tema keanekaragaman dengan kostum aksen ala Hanoman, Baruklinthing, dan Roro Jonggrang. Diikuti rombongan dari RS Wongsonegoro Kota Semarang yang membawa kostum bebas namun juga ada yang memanggul Warak Ngendhog, hewan fantasi khas Semarang.
Ada juga setelah itu komunitas yang menampilkan atraksi bersepeda roda satu. Kemudian diikuti oleh defile mayoret dan berlanjut defile Tinjomoyo dengan mayoritas warna hijau lengkap dengan dedauan sehingga layaknya hutan. Tinjomoyo merupakan hutan wisata di tengah Kota Semarang.
Selanjutnya defile bertema recycle atau daur ulang. Dominasi warna kostum adalah putih dan menampilkan daur ulang dari sampah. Disambung defile Goa Kreo yang sudah pasti menampilkan kekhasan lokasi wisata tersebut, yaitu kera ekor panjang serta tempat yang asri.
Penampilan defile kostum pertama dengan dominasi warna hijau dan cokelat menggambarkan hutan yang berada di tengah Kota Semarang. Kemudian dari defile Bapenda Kota Semarang menampilkan beserta maskotnya Warag Ngedhog. Kemudian di belakangnya ada rombongan dari Kabupaten Demak dengan tema Nyi Roro Kidul yang dikenal sebagai Ratu Pantai Selatan.
Di belakangnya ada rombongan dari Kota Salatiga dengan tema keanekaragaman dengan kostum aksen ala Hanoman, Baruklinthing, dan Roro Jonggrang. Diikuti rombongan dari RS Wongsonegoro Kota Semarang yang membawa kostum bebas namun juga ada yang memanggul Warak Ngendhog, hewan fantasi khas Semarang.
Ada juga setelah itu komunitas yang menampilkan atraksi bersepeda roda satu. Kemudian diikuti oleh defile mayoret dan berlanjut defile Tinjomoyo dengan mayoritas warna hijau lengkap dengan dedauan sehingga layaknya hutan. Tinjomoyo merupakan hutan wisata di tengah Kota Semarang.
Selanjutnya defile bertema recycle atau daur ulang. Dominasi warna kostum adalah putih dan menampilkan daur ulang dari sampah. Disambung defile Goa Kreo yang sudah pasti menampilkan kekhasan lokasi wisata tersebut, yaitu kera ekor panjang serta tempat yang asri.
Defile Payung menjadi rombongan berikutnya yang tampil. Defile ini memperlihatkan kostum dengan mayoritas warna merah dan tentu saja menggunakan payung sebagai hiasannya. Filosofinya payung bisa melindungi dari panas dan hujan sehingga bisa melindungi diri sampai ke tujuan.
Desainer kondang asal Semarang, Anne Avantie, juga menampilkan defile batik yang mempesona. Para model membawakan kostum batik dengan gemulai dan anggun. Anne Avantie juga hadir di tengah defile untuk menyapa tamu undangan. Penampilan musik juga dimeriahkan oleh Bimasakti, Vajra Aoki, Elvo Rap, DJ Haruko, dan Dimas Kebo.
SNC 2022 berkonsep sama seperti tahun lalu yaitu hybrid atau digelar offline dan online. Secara offline, tamu yang hadir adalah undangan yang merupakan peserta Semarang Healthy Cities Summit 2022. Sementara itu disiarkan secara Live Streaming di akun YouTube Disbudpar Kota Semarang,
Tema SNC 2022 adalah Trilogy, yaitu keseimbangan, keselarasan, kedamaian, dan kenyamanan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia. Total ada 102 kostum yang akan tampil di hadapan tamu undangan, 32 kostum Bertema Tinjomoyo, 32 kostum bertema Payung, 15 kostum bertema Goa Kreo dan 32 kostum bertema recycle.
Dari pantauan di channel YouTube Disbudpar Kota Semarang ternyata banyak warga Kota Semarang yang membubuhkan komentar berharap bisa menyaksikan langsung. Namun sayangnya acara tersebut digelar dengan protokol kesehatan ketat dan hanya tamu undangan yang bisa menyaksikan secara luring.
"Pandemi COVID telah meluluhlantakkan semua sendi kehidupan. Maka, dengan makin banyaknya aktivitas ekonomi, budaya, pariwisata, kita harapkan hal ini bisa kembali menumbuhkan sektor ekonomi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi.
(sip/mbr)