Seorang pelatih rebana sekaligus guru ngaji di Kabupaten Batang, M (28) diduga telah melakukan pelecehan seksual dan sodomi terhadap murid-muridnya. Hal itu dilakukannya selama 3 tahun terakhir.
Beruntung, perilaku bejat predator anak itu terbongkar. Saat ini M telah ditangkap di persembunyiannya. Dia juga ditahan di balik jeruji besi untuk menjalani pemeriksaan.
Selama sepekan terakhir, kasus guru ngaji cabul ini menyita perhatian para pembaca detikJateng selama sepekan terakhir. Berikut ini beberapa hal terkait kasus tersebut.
Awal Mula Terbongkar
Pencabulan dan sodomi yang dilakukan M sudah berlangsung sejak 2019 silam. Terungkapnya dugaan pencabulan oleh oknum guru ngaji yang juga guru rebana di Batang ini bermula dari salah satu korban yang mengeluh kepada orang tuanya.
Setelah ditelusuri, belasan santri lain yang belajar mengaji pada guru tersebut juga mengaku menerima perlakuan yang sama. Salah satu orang tua korban yang mengaku baru mengetahui peristiwa yang dialami anaknya pada Rabu (4/1/2023).
"Saya baru tahu kemarin siang. Ketahuannya ya dari gunjingan kampung. Ngecek anak, ditanya sama ibunya, ya memang dilakukan seperti itu," katanya saat ditemui di RSUD Kalisari untuk mengantarkan anaknya visum, Kamis (5/1).
Hal yang sama dikatakan seorang orang tua korban lainnya. "Baru tahu kemarin. Kemarin saya mendengar dari orang-orang yang bilang itu. Ya awalnya tidak percaya, orangnya kan ustaz," ujarnya.
Dia saat itu lalu bertanya kepada anaknya kemarin malam. Kebetulan dua anak lelakinya mengaji pada oknum tersebut.
"Waktu ditanya semalem nggak jelas sih, bilangnya nggak ingat, nggak ingat, mungkin takut. Saya dua anak, ya kakak adik. (Pelaku) Tetangga," ucapnya.
Setelah mendengar cerita dari sejumlah anak, orang tua lantas ramai-ramai mengadukannya ke Polres Batang.
Hasil Penyelidikan Polisi
Polisi lantas menangkap M yang bersembunyi di rumah neneknya. Dia dibawa ke Mapolres untuk diperiksa dan ditetapkan tersangka. Dalam pemeriksaan, polisi menemukan beberapa fakta.
Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Yorisa Prabowo mengatakan pihaknya sudah berhasil mengumpulkan beberapa pengakuan dari pelaku.
"Pengakuannya cukup alot dan berbelit-belit. Tapi sementara ini, diakui sembilan anak. Berdasarkan keterangan pelaku, dari sembilan orang ini berbeda perlakuannya," jelasnya.
Meski demikian, polisi tidak begitu saja percaya. Pihaknya membuka kemungkinan mengenai bertambahnya jumlah korban.
Saat melakukan aksinya, pelaku sering memberikan iming-iming jajan maupun dipinjami HP. Ada beberapa anak yang mengalami pencabulan. Beberapa diantaranya bahkan disodomi.
Selengkapnya baca halaman selanjutnya
(ahr/ams)