Lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yoshua atau Brigadir J menjalani tes lie detector secara maraton pekan lalu. Tes ini dilakukan karena ada ketidaksesuaian barang bukti dan keterangan tersangka.
Dilansir detikX, Senin (12/9/2022), salah satu catatan dari Kejagung yang mengembalikan berkas perkara para tersangka ke polisi yakni agar Polri melakukan uji kebohongan alias lie detector terhadap para tersangka.
Sebab, kata sumber ini, keterangan para tersangka terkait siapa saja penembak Yoshua belum sinkron. Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E saat bersaksi di persidangan etik Irjen Ferdy Sambo sempat menyebut dia bukanlah satu-satunya penembak Brigadir Yoshua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Richard mengatakan dirinya memang orang pertama yang menembak Yoshua. Namun, kata Richard, yang menghabisi nyawa Yoshua bukanlah dia.
Richard mengatakan hanya menembak 3-4 kali sampai Yoshua jatuh tertelungkup. Dalam posisi tidak berdaya ini, kata Richard, Ferdy Sambo kemudian menembaki Yoshua.
"Terduga pelanggar (Ferdy Sambo) memberi saya peluru," kata Richard Eliezer dalam persidangan yang digelar pada Kamis (25/8).
"Bapak (Sambo) sempat menembak Yosua. Saya tidak ingat berapa kali. Setelah itu, Bapak marah, 'Kalian tidak bisa jaga Ibu (Putri Candrawathi)'," sambung Richard.
Namun Ferdy Sambo membantah keterangan itu. Ferdy Sambo mengatakan hanya Richard Eliezer yang menembak Yoshua. Sementara dia hanya menembak-nembak tembok.
Baca juga: Peluru Tak Bertuan di Kasus Pembunuhan Yosua |
Tembakan-tembakan ke tembok ini dilakukan Ferdy Sambo untuk merancang skenario palsu baku tembak antara Yoshua dan Richard. Cerita karangan Sambo itu yang sempat membuat pengungkapan kasus pembunuhan Yoshua begitu gelap. Hingga akhirnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun harus membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini.
Sementara itu, dua tersangka lainnya yakni Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf tak melihat Sambo menembak Yoshua. Sebab, setelah Richard menembak Yoshua, Ricky keluar dari ruangan karena dipanggil melalui handy talky oleh ajudan lainnya.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
Selanjutnya yakni keterangan dari Kuat Ma'ruf yang tidak jauh berbeda dengan Ricky. Kuat mengaku melihat Sambo memerintah Richard menghajar Yoshua.
Richard, kata Kuat, saat itu langsung meresponsnya dengan menembaki Yoshua beberapa kali. Yoshua langsung jatuh tertelungkup.
Setelah itu, Kuat mundur sedikit karena takut. Lagi-lagi ada jeda beberapa detik ketika Kuat tidak melihat persis apa yang terjadi dalam waktu yang hilang itu. Baru kemudian, Kuat mengaku melihat Sambo sudah menembaki dinding.
"Setelah itu saya keluar, duduk di garasi. Lalu yang saya lihat Bapak lagi jalan keluar, pulang," kata Kuat dalam sidang etik Sambo.
Ketidaksesuaian antara barang bukti dan keterangan tersangka inilah yang memaksa polisi melakukan tes lie detector kepada para tersangka. Itulah mengapa pada pekan lalu, uji kejujuran kepada sejumlah saksi dan tersangka pun digelar secara maraton.
Tersangka Bripka Ricky, Kuat, dan Bharada Richard dites poligraf pada Senin, 5 September 2022. Dilanjutkan tes terhadap Putri Candrawati. Sehari setelahnya tes juga dijalani oleh asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Susi. Kemudian, Sambo juga dites pada Kamis, 8 September 2022.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)