Sederet Fakta Baru Kasus Cinta Segitiga Berdarah Kulon Progo

Sederet Fakta Baru Kasus Cinta Segitiga Berdarah Kulon Progo

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 13 Mei 2022 07:05 WIB
Keluarga menunjukkan foto mendiang Ngatiman alias Proyo semasa hidup, Kamis (12/5/2022).
Keluarga menunjukkan foto mendiang Ngatiman alias Proyo semasa hidup, Kamis (12/5/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Solo -

Pria asal Kulon Progo, DIY, Ngatiman alias Proyo (38), tewas usai dianiaya selingkuhan istrinya. Korban meregang nyawa usai ditendang oleh pelaku SR alias K (45).

Pelaku yang sudah diamankan polisi, mengaku menjalin hubungan asmara dengan istri korban sejak beberapa bulan terakhir. Penyelidikan kasus ini terus bergulir hingga menguak sederet fakta baru.

Makam korban dibongkar

Polisi membongkar makam korban Ngatiman alias Proyo (38). Pembongkaran dilakukan untuk keperluan autopsi.

Pembongkaran dilakukan pada Kamis (12/5) pagi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngede, Dusun Tangkisan III, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap. Proses pembongkaran melibatkan warga setempat dan disaksikan oleh keluarga korban.

Usai dibongkar, jenazah Proyo diautopsi langsung di tempat. Adapun proses autopsi dilakukan oleh tim forensik RS Bhayangkara Polda DIY. Total ada 19 personel yang diterjunkan dalam pelaksanaan autopsi tersebut.

"Meskipun telah ada pengakuan-pengakuan dari saksi, keluarga maupun dari tersangka, namun kita tetap membutuhkan bukti ilmiah untuk memastikan penyebab kematiannya tersebut, sehingga pagi hari ini kami bekerja sama dengan rumkit (rumah sakit) Bhayangkara melaksanakan kegiatan autopsi," ucap Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini saat ditemui di lokasi, Kamis pagi.

Fajarini berharap hasil dari autopsi bisa keluar sesegera mungkin. Sehingga dapat segera terungkap penyebab kematian korban.

"Hasil kita tunggu hal tersebut untuk menguatkan dalam proses penyidikan guna mengungkap perkara penganiayaan yang mengakibatkan matinya korban," ujarnya.

Ditemukan tanda kekerasan

Hasil sementara autopsi, ditemukan luka tindak kekerasan di tubuh korban. "Terkait kegiatan pemeriksaan autopsi korban bersama tim dari rumah sakit Bhayangkara Polda DIY, untuk hasil sementara secara lisan memang adanya kekerasan sebelum terjadinya kematian korban," ungkap Kanit IV Satreskrim Polres Kulon Progo, Ipda Tri Romadhon Astanu, Kamis (12/5).

Tri menjelaskan luka tanda kekerasan ditemukan di kepala bagian belakang dan depan. Kemudian juga terdapat goresan luka di dada korban. Temuan ini nantinya masih diteliti oleh tim forensik sebagai bagian dari upaya mengungkap penyebab pasti kematian Proyo.

"(Luka) Di bagian kepala belakang, bagian kepala depan, kemudian di dada. Untuk secara rincinya nanti lebih lanjut dijelaskan tim forensik," ucapnya.

Istri korban angkat bicara

Istri korban, TS (38), berharap pelaku mendapat hidayah dan mendiang suami bisa tenang di sisi Tuhan.

"Ya karena sudah ketangkap orangnya yang sudah aniaya suami saya, semoga saja dengan kejadian ini suami saya bisa tenang di sana dan orang yang sudah menganiaya suami saya mendapatkan hidayah-Nya," ucap TS saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (12/5).

TS bercerita peristiwa tragis yang merenggut nyawa suaminya ini bermula saat ia bersama pelaku, SR alias K (45) sedang berduaan di belakang rumah. Namun keduanya dipergoki oleh korban yang datang tiba-tiba dari arah pekarangan.

Terbakar api cemburu, korban pun marah-marah dan meneriaki keduanya. Adu mulut terjadi antara korban dengan pelaku. Sementara TS masuk ke dalam rumah.

"Cekcok ya karena ada suatu hubungan, terus kan mungkin suami saya cemburu, ya saya enggak tau kronologinya seberapa dalam pertengkaran itu, tapi yang jelas waktu itu saling mengatai, setelah itu kayaknya ada berantem," jelasnya.

"Waktu itu berantemnya di belakang rumah. Abis itu pergi, setelah itu saya dapat kabar suami saya sudah meninggal di lokasi," imbuh TS.

Proses rekonstruksi internal kasus penganiyaan di Kokap, Kulon Progo, DIY, Selasa (10/5/2022).Proses rekonstruksi internal kasus penganiyaan di Kokap, Kulon Progo, DIY, Selasa (10/5/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Tak menyangka suami tewas

TS mengaku tak menyangka perkelahian itu membuat suaminya meninggal dunia. "Rasanya sakit hati. Rasanya itu enggak percaya kayaknya itu baru sore masih ketemu kok tiba-tiba sudah tidak ada nyawanya," ucapnya.

Menurut TS, terdapat sejumlah luka di tubuh suaminya. Hal itu diketahui dalam proses pemandian jenazah.

"Pas dimandikan ada sedikit luka goresan gitu. Mungkin dia jatuh atau kena pukulan mungkin di dada dan bagian tubuh sebelah kiri," ungkapnya.

Soal hubungannya dengan pelaku, TS menyebut hanya sebatas sahabat. Namun ia tak menampik kalau dulunya juga sempat berpacaran ketika masih sama-sama lajang.

"Saya itu sahabatan dulu. Kalau sama suami saya (sahabatan dengan pelaku) sejak kecil. Kalau dengan saya dulu (pelaku) kekasih, tapi itu dulu masih kecil," ujarnya.

Korban tinggalkan wasiat

Dua jam sebelum ditemukan tewas, korban ternyata sempat menitipkan berkas-berkas penting kepada keluarganya. Dia juga berpesan agar anak-anaknya dijaga jika kelak dia pergi.

Hal itu diungkapkan kakak ipar korban, Esti Naratih (39). Esti mengatakan, pada Rabu (4/5) sekitar pukul 19.00 WIB, Proyo berkunjung ke rumahnya. Kedatangan Proyo saat itu hendak bercerita soal permasalahan keluarganya.

Saat itu Proyo juga membawa sertifikat tanah dan BPKB motor untuk dititipkan kepada Esti. Proyo juga berpesan kepada Esti agar menjaga kedua anaknya yang berumur 5 tahun dan 16 tahun.

"Dia (Proyo) ke rumah cuma cerita kalau lagi ribut dengan istri, terus nitip sertifikat (tanah), BPKB (motor), sama anak-anak. Itu aja. Nggak tau kalau ada persoalan sama orang ketiga," ungkap Esti saat ditemui wartawan di Kalurahan Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo, Kamis (12/5).

Malam itu Proyo juga meminta kakaknya, Supandi (suami Esti) untuk menggantikan kerjanya sementara. Proyo bekerja sebagai sopir pengangkut kelapa. "Hari itu dia enggak kerja, suami saya yang dia suruh kerja," ujarnya.

Tak lama kemudian, Proyo meninggalkan rumah Esti. Dua jam kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, Esti mendapat kabar Proyo sudah meninggal. Belakangan diketahui Proyo tewas akibat dianiaya SR alias K (45) yang merupakan selingkuhan istrinya, TS (38).

Esti menuturkan, sebelumnya hubungan Proyo dan istrinya memang sedang tidak baik. Setahu Esti, istrinya sudah dua kali meminta cerai. "Ribut, suruh ngembaliin (ke keluarga), minta pisah gitu. Dua kali minta pisah. Tapi dibalikin sama orang tuanya. Enggak mau ikut ke sana. Cuma itu saja," ucapnya.

Keluarga berharap keadilan

Salah satu kerabat korban, Lana, mewakili pihak keluarga berterima kasih kepada polisi yang sudah mengusut kasus ini. "Kami berharap semuanya akan berjalan sesuai dengan keadilan. Dan, kami berharap semuanya bisa diputuskan sesuai hukum yang berlaku," ujarnya.

Lana menambahkan, korban di mata keluarga besar merupakan sosok yang bertanggung jawab. Korban juga dikenal baik di lingkungan sekitar. "Sangat baik, bertanggung jawab kepada keluarga maupun bermasyarakat. Beliau sangat mengesan pada keluarga kami," jelasnya.



Simak Video "Gempa M 5,2 Guncang Kulon Progo DIY"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT