Prahara Cinta Segitiga Berdarah di Kulon Progo

Prahara Cinta Segitiga Berdarah di Kulon Progo

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 10 Mei 2022 07:05 WIB
Lokasi tewasnya Ngatiman alias Proyo usai dianiaya selingkuhan istrinya di Dusun Tangkisan II, Kalurahan Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo, DIY, Senin (9/5/2022)
Lokasi tewasnya Ngatiman alias Proyo usai dianiaya selingkuhan istrinya di Dusun Tangkisan II, Kalurahan Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo, DIY, Senin (9/5/2022) (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Solo -

Seorang suami asal Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ngatiman alias Proyo (38), tewas setelah dianiaya pria berinisial SR alias K (45) yang diduga selingkuhan istrinya. Korban tewas pada Rabu (4/5) malam pekan lalu. Namun, kasus ini baru diketahui polisi pada Minggu (8/5).

Kasi Humas Polres Kulon Progo Iptu I Nengah Jeffry mengatakan kasus itu terungkap berkat informasi masyarakat tentang adanya orang meninggal dunia dan di tubuhnya banyak luka-luka akibat penganiayaan.

"Namun, peristiwa tersebut tidak dilaporkan kepada polisi. Sehingga direspons oleh Satreskrim Polres Kulon Progo dan ditindaklanjuti dengan penyelidikan," terang Jeffry dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (9/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jeffry menjelaskan kasus itu terjadi di wilayah Kalurahan Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo. Identitas korban bernama Ngatiman alias Proyo (38) yang merupakan warga daerah setempat.

Proyo ditemukan tak bernyawa di jalan cor blok yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya pada Rabu (4/5) malam. Keesokan harinya, jasad korban dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Ngeden, Hargomulyo.

ADVERTISEMENT

Setelah mendapat informasi dari masyarakat, Jeffry menerangkan, polisi segera melakukan proses penyidikan. Di antaranya dengan menggali keterangan dari enam orang saksi, terdiri dari istri korban yakni T dan tetangga sekitar rumah korban.

Dari pemeriksaan tersebut terungkap fakta bahwa sebelum ditemukan tewas, korban sempat terlibat cekcok dengan tetangganya yang berinisial SR alias K. Polisi kemudian mencari K untuk diperiksa sebagai saksi.

Saat diperiksa, K mengaku telah menganiaya Proyo. Gegaranya, Proyo memergoki K sedang bermesraan dengan istri Proyo.

"Dalam pemeriksaan, saksi SR alias K menerangkan bahwa benar pada 4 Mei 2022 sekira pukul 20.00 WIB, (SR alias K) datang ke rumah T, istri Ngatiman alias Proyo. Kedatangnya tersebut karena adanya hubungan asmara antara K dan T. Saat itu K mengetahui Proyo tidak ada di rumah," jelas Jeffry.

"Mereka (T dan K) terpergok oleh Proyo dan terjadilah cekcok mulut dan perkelahian antara korban (Proyo) dengan pelaku. Pelaku sempat mendorong atau menghantamkan Proyo ke batang pohon kelapa di belakang rumah tersebut hingga kepala Proyo terbentur," imbuh Jeffry.

Akibat benturan itu, Proyo jatuh ke bebatuan. Mengetahui korban terjatuh, K lalu memukul perut korban. Korban lantas pergi meninggalkan lokasi sampai akhirnya ditemukan tewas di jalan cor blok tak jauh dari rumahnya.

Jeffry mengatakan, SR alias K yang semula berstatus sebagai saksi kini ditetapkan sebagai tersangka. "Untuk proses selanjutnya nanti akan kami infokan kembali," pungkasnya.

Warga sekitar sempat mendengar keributan sebelum korban ditemukan tak bernyawa.

"Kita dari warga sekitar nggak ada yang menyaksikan secara langsung. Cuma mendengar suara-suara keributan, kan gelap posisinya, terus enggak ada yang berani datang ngaruhke (memastikan). Takutnya kan cekcok rumah tangga saja," ucap Dukuh Tangkisan II, Sariyono saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (9/5) sore.

"Terus setelah nggak ada suara baru ada yang turun ngaruhke gitu, Pak. Terus sudah nemu aja di sini. Pak Marno (tetangga korban) yang menemukan pertama kali. Itu (korban) sudah tergeletak di sini terus mencari rekan untuk sekadar menyaksikan," sambungnya.

Sariyono menuturkan saat ditemukan korban dalam kondisi tak bergerak. Namun saat itu belum dipastikan apakah masih bernyawa atau tidak. Kepastian datang dari warga sekitar yang merupakan pensiunan tenaga kesehatan.

"Kalau dari masyarakat awam belum berani nyentuh. Terus ada inisiatif nyari tenaga kesehatan, kan kita punya mantan tenaga kesehatan, pensiunan. Itu yang menyatakan korban meninggal dunia," jelasnya.

Sariyono menjelaskan berdasarkan pengamatan sekilas, terdapat luka pada bagian dahi korban. Selebihnya ia tidak berkenan menerangkan.

"Kalau yang keliatan di dahi, itu berdarah ada luka. Kalau yang lain, pas dimandikan, keluarga yang bisa memberikan keterangan. Saya soalnya nggak ada di lokasi saat itu," ujarnya.

Sariyono mengatakan pada mulanya kasus ini tidak dilaporkan ke polisi sesuai dengan keinginan keluarga. Namun belakangan warga resah dan ingin agar pihak berwajib ikut menangani hal ini. Selanjutnya pihak dusun melakukan diskusi bersama warga untuk kemudian melaporkan hal ini ke polisi.

"Ya kita karena banyak suara-suara dari masyarakat, kayak ada kejanggalan. Ya pokoknya rembugan bersama. Musyawarah intinya buat ambil langkah lanjutan," jelasnya.




(aku/aku)


Hide Ads