Tata Cara Puasa Weton Tradisi Jawa Lengkap Niat dan Hukumnya dalam Islam

Tata Cara Puasa Weton Tradisi Jawa Lengkap Niat dan Hukumnya dalam Islam

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 14 Jul 2025 14:35 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Ilustrasi puasa. (Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova)
Solo - Dalam tradisi Jawa, dikenal adanya puasa weton. Sampai sekarang, sebagian orang Jawa masih senantiasa mengerjakannya. Lantas, seperti apa tata cara puasa weton? Bagaimana hukumnya dalam Islam?

Disadur dari buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya tulisan Khalifa Zain Nasrullah, weton berasal dari kata Jawa wetu yang artinya keluar atau lahir. Weton sendiri dapat diketahui dengan mengombinasikan hari-hari dalam seminggu (Senin-Minggu) dan hari pasaran (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage).

Lebih lanjut, sesuai namanya, puasa weton dikerjakan setiap weton kelahiran seseorang. Misal, si A lahir setiap Rabu Kliwon, maka ia akan mengerjakan puasa weton setiap weton Rabu Kliwon itu tiba. Artinya, A akan berpuasa setiap 35 hari sekali.

Bagi detikers yang ingin mengerjakan puasa weton, yuk, pelajari dahulu hukum, niat, dan tata caranya di bawah ini!

Hukum Puasa Weton

Dirujuk dari laman Aswaja NU Center Jawa Timur, puasa weton tidak ditemukan ajarannya dalam kitab-kitab fikih. Oleh karena itu, puasa weton tidak boleh dihukumi sunnah. Lantas, apakah otomatis puasa weton diharamkan?

Dijelaskan bahwa puasa weton tidak serta merta haram. Umat Islam bisa mengerjakannya, hanya saja dengan niat puasa sunnah umum, bukan puasa weton. Oleh karena itu, anggapan bahwasanya puasa weton disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW tidak bisa diterima.

Benar bahwa Rasulullah berpuasa pada hari Senin, bertepatan dengan hari kelahirannya. Namun, bukan berarti Nabi Muhammad SAW mengerjakan puasa tersebut karena Senin adalah hari lahirnya. Alih-alih, disebabkan karena hari Senin adalah waktu pelaporan amal manusia di hadapan Allah SWT.

"Berbagai amalan dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka jika amalanku dihadapkan sementara aku tengah berpuasa." (HR Tirmidzi)

Dapat disimpulkan bahwasanya puasa weton atau puasa kelahiran tidak disunnahkan sama sekali dalam ajaran Islam. Amalan ini lebih berupa kebiasaan yang telah diwariskan turun-temurun tanpa adanya petunjuk syariat.

Apabila detikers ingin berpuasa pada hari kelahiran, perlu meniatkannya sebagai puasa umum. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW mengenai niat:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah."

Wallahu a'lam bish-shawab

Niat Puasa Weton

Seperti halnya telah disinggung di atas, puasa weton bukanlah amalan sunnah. Oleh karena itu, niat yang bisa diucapkan bila detikers berencana mengerjakan puasa tepat pada hari kelahiran adalah niat puasa sunnah.

Semisal hari kelahiran detikers jatuh pada hari Senin, maka dapat menggunakan niat puasa Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta'ala."

Bisa juga memakai niat puasa Kamis bila bertepatan dengan hari tersebut:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta'ala."

Adapun bila jatuh pada hari-hari lain, seperti Rabu dan Jumat, dapat menggunakan bacaan puasa sunnah mutlak. Dilansir laman NU Jawa Barat, bacaan niatnya adalah:

نويت الصوم سنة لله تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah karena Allah Ta'âlâ."

Sekali lagi perlu diingatkan, biarpun dikerjakan saat hari kelahiran, detikers harus meniatkannya dengan puasa sunnah sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW. Apabila memilih tidak membaca niat, maka puasanya tetap sah karena letak asal niat adalah hati. Wallahu a'lam bish-shawab.

Tata Cara Puasa Weton

Apabila detikers ingin mengerjakan puasa sunnah pada hari kelahiran, tata caranya tidak berbeda dengan puasa umum. Kamu hanya perlu memulai dengan niat, santap sahur, dan menahan diri hingga waktu berbuka tiba.

Berdasar firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah, waktu buka puasa tiba ketika Matahari terbenam. Allah SWT berfirman:

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

Artinya: "...Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam..." (QS al-Baqarah: 187)

Adapun puasa weton dalam tradisi Jawa, dikerjakan dengan tata cara khusus. Dirujuk dari buku Master Khodam tulisan Nur Prabawa Wijaya, berikut ini cara mengerjakannya:

  1. Tentukan weton dahulu, yakni dengan cara mengombinasikan hari-hari yang 7 dan hari pasaran Jawa. Contohnya adalah Kamis Pahing, Jumat Kliwon, dan Sabtu Legi.
  2. Sebelum puasa, mandi besar terlebih dahulu untuk membersihkan jiwa dan raga.
  3. Sebelum niat puasa, berdoa sesuai ajaran agama masing-masing. Untuk umat Islam, dapat diawali dengan sholat hajat dan pengiriman doa maupun al-Fatihah untuk guru serta leluhur.
  4. Menjelang waktu puasa, lakukan niat. Dalam tradisi Jawa, niat puasa weton adalah membuat sedulur papat dan kelima pancer patuh dan tunduk.
  5. Contoh niatnya adalah, "Niat saya puasa hari weton saya selama tiga hari, kakang kawah adi ari-ariku patuh dan tunduklah kepadaku."
  6. Lakukan puasa seperti biasa.
  7. Selama berpuasa, perbanyak ibadah dan doa.

Demikian pembahasan ringkas mengenai puasa weton, meliputi tata cara, niat, dan hukumnya. Semoga bermanfaat!


(sto/afn)


Hide Ads