Sebagian masyarakat Jawa percaya bahwa menjalani puasa weton kelahiran merupakan salah satu tirakat yang mulia. Tirakat ini dipercaya mampu membuat rezeki menjadi lebih lancar. Namun, apakah puasa ini diperbolehkan dalam ajaran Islam?
Puasa weton sendiri dilaksanakan pada hari kelahiran seseorang. Misalnya seseorang lahir pada Kamis Kliwon, dia akan menjalankan puasa setiap kali bertemu dengan hari Kamis Kliwon. Menurut Ki Asmak Gandring dalam buku Khasanah Ilmu Kesaktian, ada pula yang menjalankan puasa weton tiga hari berturut-turut, dimulai satu hari sebelum weton, hari weton kelahiran, dan sehari setelahnya.
Lantas, apakah puasa weton diperbolehkan dalam Islam? Mari kita simak penjelasan lebih lengkap di bawah in!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Puasa Weton?
Dikutip dari buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya oleh Khalifa Zain Nasrullah, puasa weton adalah puasa yang dilaksanakan pada hari kelahiran seseorang berdasarkan perhitungan penanggalan Jawa. Penanggalan ini berputar setiap 35 hari sekali, sehingga setiap 35 hari seseorang akan berhadapan dengan hari kelahirannya. Pada hari tersebut, orang yang melaksanakan puasa weton akan berpuasa sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kelahirannya.
Bagi sebagian orang Jawa yang memeluk agama Islam, puasa weton dianggap sebagai cara untuk mengingat dan merenungkan kodrat kehidupan. Mereka beranggapan bahwa dengan berpuasa pada hari kelahiran, mereka dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, serta mensyukuri hidup yang telah diberikan. Selain itu, puasa weton juga dipercaya bisa memberikan keberkahan dan perlindungan dari Allah.
Menurut Iman Budhi Santosa dalam buku Laku Prihatin, puasa weton berhubungan erat dengan kepercayaan orang Jawa tentang lima unsur yang menyertai kehidupan setiap orang, yang dikenal dengan sedulur papat lima ganep (pancer). Kelima unsur tersebut adalah kawah/ketuban, ari-ari/tembuni, darah, tali pusar, dan 'aku'. Dalam pandangan mistik Jawa, kelima unsur ini selalu ada sepanjang hidup seseorang.
Dengan menjalani puasa weton, orang Jawa percaya bahwa itu sama dengan melakukan silaturahmi atau sambung rasa dengan kelima unsur tersebut. Puasa ini dianggap dapat mengajak unsur-unsur tersebut untuk menjaga diri dari marabahaya dan kesulitan hidup, sehingga membantu mewujudkan cita-cita seseorang.
Hukum Puasa Weton Menurut Islam
Masih dikutip dari buku Hidup Bersama Al-Quran 1 oleh M Quraish Shihab dan Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya oleh Khalifa Zain Nasrullah, puasa weton kelahiran tidak dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan puasa pada hari kelahiran seseorang, melainkan beliau hanya menganjurkan puasa pada hari Senin.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Hari tersebut adalah hari di mana aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (HR Muslim).
Namun, anjuran berpuasa pada hari Senin bukan karena hari kelahiran Rasulullah, melainkan karena hari Senin memiliki keutamaan tertentu. Rasulullah SAW mengatakan, "Berbagai amalan dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka jika amalanku dihadapkan sementara aku tengah berpuasa." (HR Tirmidzi).
Selain itu, puasa weton atau puasa pada hari kelahiran seseorang tidak disebutkan dalam ajaran Islam sebagai amalan sunnah yang dianjurkan. Puasa ini lebih kepada kebiasaan yang dihubungkan dengan hari kelahiran, yang tidak didasarkan pada petunjuk syariat. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, "Dan apa yang diberikan Rasul SAW bagi kamu, maka terimalah dan apa yang dia larang, maka tinggalkanlah" (QS Al-Hasyr: 7).
Ayat tersebut menunjukkan bahwa kita harus mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah, bukan mengikuti kebiasaan yang tidak ada dasar syariatnya. Oleh karena itu, puasa weton kelahiran tidak dianjurkan dalam Islam, karena tidak ada landasan syari yang mendasarinya. Adat kebiasaan yang tidak bertentangan dengan syariat bisa menjadi hukum, tetapi puasa weton kelahiran bukan bagian dari amalan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Wallahu A'lam Bishawab.
Demikian penjelasan lengkap mengenai puasa weton kelahiran dan hukum menunaikannya menurut Islam. Semoga bermanfaat!
(par/apl)